Baku – PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan energi menjadi pionir atas pengembangan Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS / CCUS) Indonesia.
Muhammad Idris Sihite, Senior Advisor for Strategis Planning ESDM menekankan pemerintah mendukung upaya Pertamina ini dengan mengeluarkan regulasi untuk memperkuat langkah Pertamina. CCS ini juga sebagai upaya konkrit pemerintah dalam mencapai ketahanan energi.
Sihite menjelaskan Indonesia memiliki potensi CCS mencapai 577,62 gigaton. Saat ini setidaknya ada 15 kajian dan pengembangan teknologi CCS yang tersebar di seluruh cekungan migas nasional.
SVP Technology Innovation Pertamina Oki Muraza menjelaskan Pertamina mendukung penuh target pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8% ke depan. Sejalan dengan itu, Pertamina juga terus menjalankan strategi dalam pengurangan emisi karbon.
Saat ini telah dilakukan beberapa studi di Pertamina dengan potensi kapasitas penyimpanan karbon hingga 7 gigaton CO2 yang dapat mendukung pemenuhan target NZE Indonesia. Untuk bisa merealisasikan potensi ini pelaksanaan CCS membutuhkan ekosistem yang solid, mulai dari identifikasi sumber CO2, transportasi, injeksi hingga basin penyimpanannya.
Pertamina telah melakukan berbagai inisiatif pengembangan CCS / CCUS, seperti pengembangan CCS Asri Basin di Jawa Bagian Utara, pengembangan CCUS di Lapangan Jatibarang serta Sukowati. Beberapa potensi lainnya juga telah masuk dalam rencana Pertamina ke depan.
Proyek CCS memerlukan modal besar, teknologi canggih, infrastruktur, dan regulasi yang mendukung. Pemerintah Indonesia telah mulai mengeluarkan regulasi, seperti Perpres 2024 untuk mendukung implementasi CCS dan perdagangan karbon.