
Jakarta – Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama anak perusahaannya, PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (BAg), melaksanakan program kolaborasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan fokus pada “Pengelolaan Sampah Organik Dapur dengan Maggot BSF”. Kegiatan ini berlangsung di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta pada tanggal 13 November.
Meningkatkan Kesadaran Lingkungan di Desa Karangasem
Melalui program ini, PLN EPI mengajak warga Desa Karangasem untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Edukasi mengenai pemilahan sampah, pengolahan sampah terpadu, dan nilai tambah dari pengolahan sampah organik melalui Maggot Black Soldier Fly (BSF) menjadi fokus utama. Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, menekankan bahwa program ini bertujuan untuk menciptakan kemandirian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sampah organik dapur.
Komitmen Berkelanjutan PLN EPI
“PLN EPI berkomitmen untuk terus menjalankan program ini secara berkelanjutan. Keberhasilan program ini diharapkan sejalan dengan partisipasi aktif warga Desa Karangasem dalam memilah sampah organik dapur, sehingga dapat menjadi contoh bagi desa lain,” ujar Mamit.
Maggot BSF: Solusi Pengelolaan Sampah Organik
BSF (Hermetia Illucens) adalah jenis lalat hitam yang larvanya, dikenal sebagai maggot, mampu mendegradasi sampah organik dengan cepat. Proses biokonversi oleh maggot ini tidak hanya mempercepat degradasi sampah tanpa bau, tetapi juga menghasilkan kompos organik. Selain itu, larva maggot dapat menjadi sumber protein yang baik untuk pakan unggas dan ikan. Proses ini dinilai aman bagi kesehatan manusia karena lalat ini bukan vektor penyakit.
Kolaborasi dengan Komunitas Lokal
Kolaborasi ini melibatkan komunitas lokal, seperti Bank Sampah Ngupadi Rejeki, untuk memilah sampah organik dapur dari rumah tangga. Sampah yang terkumpul kemudian digunakan sebagai pakan budidaya Maggot BSF. Tujuan utamanya adalah mengurangi masalah sampah rumah tangga dan membuka peluang usaha baru yang bernilai ekonomis.
Kegiatan Bank Sampah Ngupadi Rejeki
Bank Sampah Ngupadi Rejeki juga aktif dalam berbagai kegiatan untuk mengurangi volume sampah di Desa Karangasem. Kegiatan tersebut meliputi pengumpulan dan penimbangan sampah anorganik, pengkomposan limbah ternak, serta pembuatan pupuk cair dari sampah organik dapur yang dapat digunakan sebagai pupuk kebun.
Peningkatan Kapasitas dan Pengetahuan Warga
Mamit menjelaskan bahwa peningkatan keterampilan dan pengetahuan warga Karangasem dalam pengelolaan sampah secara mandiri dapat memberikan nilai tambah. Edukasi mengenai pemilahan sampah di rumah diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Indikator Keberhasilan Program
Keberhasilan program ini diukur berdasarkan kebutuhan warga Kalurahan Karangasem, dengan target penerima manfaat sebanyak 250-300 kepala keluarga selama tujuh bulan. Diharapkan, program ini dapat mengurangi volume sampah organik sebanyak 2-3 ton per bulan, mengurangi biaya retribusi sampah, dan memberikan pendapatan tambahan bagi warga dari produk Maggot BSF dan turunannya.
Dukungan dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Kepala Bebadan Pangreksaloka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo, menyatakan bahwa program ini sangat baik sebagai percontohan bagi kalurahan lain. “Semoga program ini menjadi awal yang baik dan ke depannya menjadi pelaku utama untuk sirkular ekonomi,” pungkas Marrel.
Manfaat Program bagi Warga
Salah satu warga Kalurahan Karangasem, Riyanta, mengungkapkan bahwa program ini memberikan manfaat luar biasa, seperti mengurangi sampah organik dan pembakaran sampah kompos. Selain itu, program ini juga memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah dapur melalui maggot, menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, serta memberikan penghasilan tambahan dari produk maggot. Maggot ini juga bermanfaat sebagai pakan lele dan unggas, sementara residu yang dihasilkan dapat dijadikan pupuk padat untuk tanaman sayuran.
Harapan PLN EPI untuk Masa Depan
PLN EPI berharap program ini dapat memberikan branding positif bagi kelompok warga, pemerintah, dan perusahaan dalam pengelolaan sampah organik dapur secara mandiri. Hal ini merupakan wujud peran PLN EPI dalam meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan yang mandiri dan berkelanjutan, serta komitmen terhadap Environmental, Social, and Governance (ESG) dan pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs).