
BINTAN – PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), bagian dari Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, telah memulai langkah krusial dalam proyek pengembangan Lapangan OO-OX dengan melaksanakan pemotongan perdana lempeng platform lepas pantai. Acara yang berlangsung pada Rabu (6/11/2024) di Bintan, Kepulauan Riau ini menandai dimulainya fabrikasi Anjungan OOA, yang merupakan bagian integral dari proyek tersebut.
Detail Proyek dan Komitmen PHE ONWJ
Fabrikasi Anjungan OOA melibatkan pembuatan 200 metrik ton jacket atau fondasi anjungan dan 500 metrik ton bagian atas (topside). Proses ini dikerjakan oleh PT Meindo Elang Indah, mitra kerja PHE ONWJ. Menariknya, jadwal fabrikasi ini dimulai lebih awal dari yang direncanakan, menunjukkan komitmen kuat PHE ONWJ dalam mendukung ketahanan energi nasional dan perekonomian lokal.
Kehadiran Para Pemangku Kepentingan
Acara pemotongan perdana ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk SKK Migas, PT PHE sebagai Subholding Upstream, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan, perwakilan Bea Cukai Tanjung Pinang, serta pemerintah daerah setempat. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap proyek ini.
Prioritas Keselamatan dan Kualitas
Muzwir Wiratama, General Manager PHE ONWJ, menegaskan bahwa keselamatan dan kualitas adalah prioritas utama dalam proyek ini. “Prinsip Safer, Faster, Better menjadi landasan utama perusahaan. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini sesuai jadwal dengan standar kualitas tinggi, andal, dan memprioritaskan aspek keselamatan kerja,” ujar Wira dalam keterangannya pada 18 November.
Tahap Selanjutnya: Sail-Away Anjungan
Setelah fabrikasi selesai, tahap berikutnya adalah sail-away anjungan ke lokasi kerja yang direncanakan pada Juni 2025. Proses ini melibatkan pengangkutan dan pengiriman Anjungan OOA menuju Laut Jawa, yang merupakan lokasi utama proyek ini.
Proyeksi Produksi Minyak dan Gas
Pengembangan Lapangan OO-OX merupakan proyek optimalisasi lapangan minyak dan gas di lepas pantai utara Jawa. Proyek ini diproyeksikan akan meningkatkan produksi minyak hingga 2.996 barel per hari (BOPD) dan gas bumi sebesar 21,26 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Selain fabrikasi Anjungan OOA, proyek ini juga mencakup pengembangan fasilitas tambahan di Onshore Processing Facility (OPF) Balongan, yang bertujuan untuk mempercepat proses penyimpanan produksi.
Dengan dimulainya fabrikasi Anjungan OOA, PHE ONWJ menunjukkan langkah nyata dalam mendukung ketahanan energi nasional dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal. Proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan produksi minyak dan gas di Indonesia.