
BAKU – PT Pertamina (Persero) berdiri sebagai salah satu pilar utama dalam pengembangan teknologi Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) di Indonesia. Teknologi ini diharapkan mampu menekan emisi karbon secara signifikan, sejalan dengan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.
Oki Muraza, Senior Vice President Technology Innovation Pertamina, menegaskan komitmen Pertamina dalam mendukung target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% di masa depan. Dalam konteks ini, Pertamina terus mengimplementasikan strategi pengurangan emisi karbon yang sejalan dengan tujuan tersebut.
CCS dan CCUS: Kunci Menuju Net Zero Emission
“CCS dan CCUS memegang peran krusial dalam mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat,” ujar Oki dalam sebuah panel diskusi di COP 29, Jumat (15/11). Saat ini, Pertamina telah melakukan berbagai studi yang menunjukkan potensi kapasitas penyimpanan karbon hingga 7 gigaton CO2, yang dapat mendukung pencapaian target NZE Indonesia.
Untuk merealisasikan potensi ini, pelaksanaan CCS memerlukan ekosistem yang kuat, mulai dari identifikasi sumber CO2, transportasi, injeksi, hingga penyimpanan di basin yang tepat. Pertamina telah memulai berbagai inisiatif pengembangan CCS/CCUS, termasuk di Asri Basin di Jawa Bagian Utara, serta di Lapangan Jatibarang dan Sukowati.
Indonesia sebagai Hub Regional CCS di Asia Pasifik
Oki juga menyoroti potensi Indonesia untuk menjadi hub regional CCS di Asia Pasifik. Hal ini didukung oleh fakta bahwa negara-negara maju seperti Singapura, Korea, dan Jepang tidak memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang memadai. “Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin di kawasan ini,” tambahnya.
Tantangan dan Dukungan Pemerintah
Proyek CCS memerlukan investasi besar, teknologi mutakhir, infrastruktur yang memadai, serta regulasi yang mendukung. Pemerintah Indonesia telah mulai mengeluarkan regulasi, seperti Perpres 2024, untuk mendukung implementasi CCS dan perdagangan karbon. “Kami juga memerlukan insentif fiskal agar proyek ini layak secara ekonomi,” ungkap Oki.
Kerja sama internasional menjadi elemen penting dalam mewujudkan inisiatif ini. Pertamina telah menjalin berbagai kemitraan strategis dengan mitra internasional untuk mempercepat pengembangan CCS/CCUS.
Dukungan Pemerintah dan Potensi CCS di Indonesia
Muhammad Idris Sihite, Senior Advisor for Strategic Planning ESDM, menekankan dukungan pemerintah terhadap upaya Pertamina ini. Pemerintah telah mengeluarkan regulasi untuk memperkuat langkah Pertamina dalam pengembangan CCS, yang juga merupakan bagian dari upaya konkret pemerintah untuk mencapai ketahanan energi.
Sihite menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi CCS yang mencapai 577,62 gigaton. Saat ini, terdapat setidaknya 15 kajian dan pengembangan teknologi CCS yang tersebar di seluruh cekungan migas nasional.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Pertamina menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai net zero emission. Inisiatif ini tidak hanya penting bagi lingkungan, tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi Indonesia di masa depan.