
Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berambisi meluncurkan 15 proyek migas anyar yang dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2025. Proyek-proyek ini diharapkan mampu menggantikan produksi dari sumur-sumur tua yang kian menurun produktivitasnya.
Investasi dan Potensi Produksi
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, mengungkapkan bahwa 15 proyek yang direncanakan untuk mulai berproduksi ini memiliki nilai investasi sekitar USD 753,2 juta. Proyek-proyek ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi migas di Indonesia, yang saat ini menghadapi tantangan dari banyaknya lapangan migas yang sudah berumur tua.
Tantangan Lapangan Migas Tua
Djoko mencatat bahwa banyak lapangan migas di Indonesia yang sudah berumur tua, sehingga produksinya tidak lagi maksimal. Oleh karena itu, penambahan proyek-proyek baru ini menjadi langkah strategis untuk menjaga tingkat produksi migas nasional. “Proyek-proyek ini diharapkan dapat menambah produksi nasional atau membantu menahan penurunan alami yang pasti akan terjadi pada setiap lapangan migas, terutama lapangan-lapangan minyak yang sudah tua dan telah melewati masa puncak produksinya,” jelas Djoko.
Produksi Migas Nasional di Masa Depan
Djoko juga menyoroti bahwa Exxon Mobil Cepu, yang sebelumnya mencapai puncak produksi 225 ribu barrel oil per day (bopd), kini produksinya telah menurun menjadi 160 ribu bopd. Dengan adanya proyek-proyek baru ini, diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kapasitas fasilitas produksi. Pada tahun 2025, total produksi minyak bumi diprediksi mencapai 57.576,5 bopd dan gas bumi sebesar 749,7 mmscfd, sehingga totalnya mencapai 191.451,5 boepd.
Rincian Proyek Migas yang Akan Berproduksi
Dari 15 proyek yang direncanakan, terdapat 6 proyek minyak bumi dan 9 proyek gas bumi. Beberapa proyek yang akan mulai berproduksi pada tahun 2025 antara lain:
- Terubuk Medco RP Natuna: Rencana produksi 6.654 bopd minyak bumi dan 60 mmscfd gas bumi, target onstream kuartal 2 2025.
- Balam GS Upgrade PHR: Rencana produksi 31,921 bopd, target onstream kuartal 1 2025.
- NDD A14 Stage-2 PHR: Rencana produksi 2,814 bopd, target onstream kuartal 2 2025.
- CEOR Minas PHR: Rencana produksi 1,566 bopd, target onstream kuartal 4 2025.
- Akasia Bagus Stage-1 Pertamina EP: Target produksi 9000 bopd dan 22 mmscfd gas bumi.
- OPL Rama PHE OSES: Rencana produksi 739 bopd, target onstream kuartal 2 2025.
Proyek Gas Bumi Lainnya
Selain proyek minyak bumi, terdapat juga beberapa proyek gas bumi yang akan mulai berproduksi, seperti:
- A-24 Premier Oil Natuna Sea B.V: Rencana produksi 6,6 mmscfd, target onstream kuartal 3 2025.
- Bangkudulis (Rental EPF), PT Pertamina EP (KSO): Rencana produksi 6 mmscfd, onstream mulai kuartal 1 2025.
- Karamba ISOG: Rencana produksi 7 mmscfd, target onstream mulai kuartal 2 2025.
- Sisi Nubi AOI 1,3,5 PHM: Rencana produksi 60 mmscfd, target onstream kuartal 4 2025.
- Senoro Selatan, JOB Pertamina-Medco E&P, Tomori Sulawesi: Rencana produksi 110 mmacfd, target onstream mulai kuartal 4 2025.
- Suban Future Facility Optimization (revamping) Medco EP Grissik Ltd: Rencana produksi 4878 bopd dan 400 mmscfd, target onstream kuartal 4 2025.
- Letang Tengah Rawa Expansion, Medco EP Grissik Ltd: Rencana produksi 70 mmscfd, target onstream kuartal 1 2025.
- OPL PHE ONWJ: Rencana produksi 130 bopd dan 4,5 mmscfd, target mulai onstream kuartal 4 2025.
Dengan adanya proyek-proyek ini, SKK Migas berharap dapat menjaga stabilitas produksi migas nasional dan mengatasi tantangan dari lapangan-lapangan migas yang sudah tua. Proyek-proyek ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional melalui peningkatan produksi migas.