Jakarta – Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite, yang termasuk dalam Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), mencapai 27,3 juta kiloliter (KL) atau sekitar 86% dari total kuota yang ditetapkan sebesar 31,6 juta KL. Angka ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan, terutama mengingat saat ini sudah mendekati akhir tahun.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Erika Retnowati, mengakui bahwa penyaluran Pertalite tahun ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebelumnya, BPH Migas memproyeksikan penyaluran Pertalite hingga akhir tahun bisa mencapai 99,71%.
Erika menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh pengawasan yang lebih ketat terhadap penyaluran BBM. Salah satu langkah yang diambil adalah penerapan QR Code MyPertamina untuk memastikan subsidi tepat sasaran.
“Penurunan ini bukan berarti rendah, tetapi memang ada pengurangan dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh pengawasan yang lebih ketat,” ujar Erika saat ditemui usai acara BPH Migas Award di Hotel Intercontinental Jakarta, Jumat (13/12/2024).
Selain itu, penggunaan QR Code juga diterapkan pada BBM jenis Solar dan Pertalite. “Dengan adanya QR Code, asumsi penyaluran memang sedikit menurun,” tambahnya.
Meskipun demikian, Erika optimis bahwa penyerapan Pertalite akan mencapai 90% di akhir tahun. Ia juga yakin bahwa penyerapan tidak akan melebihi kuota yang telah ditetapkan.
“Kami yakin penyerapan akan mencapai di atas 90%, meskipun tidak sampai 100%,” tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, melaporkan bahwa realisasi penyaluran Pertalite dari Januari hingga November 2024 mencapai 27,3 juta KL atau 86% dari total kuota. Sementara itu, penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) seperti Solar mencapai 16,6 juta KL atau 85% dari total kuota sebesar 19,58 juta KL.
“Untuk Jenis BBM Umum (JBU), realisasi mencapai 30,7 juta kiloliter atau 85% dari kuota,” ungkap Yuliot dalam acara yang sama di Hotel Intercontinental Jakarta.
Penurunan penyaluran Pertalite ini menjadi tantangan tersendiri bagi BPH Migas dan pemerintah. Pengawasan yang ketat dan penggunaan teknologi seperti QR Code diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan memastikan subsidi BBM tepat sasaran. Di sisi lain, optimisme tetap ada bahwa penyerapan Pertalite akan mendekati target yang diharapkan di akhir tahun.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan penyaluran BBM di masa mendatang dapat lebih optimal dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemerintah dan pihak terkait terus berupaya untuk memastikan ketersediaan dan distribusi BBM yang merata di seluruh Indonesia.