Di tengah geliat sektor energi baru dan terbarukan serta konservasi energi, Indonesia diprediksi akan menyedot investasi senilai Rp1.900 triliun hingga Rp2.200 triliun. Pernyataan ini dilontarkan oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Yuliot Tanjung, pada Selasa silam.
“Pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp1.900 triliun hingga Rp2.200 triliun pada tahun 2025,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Tanjung menekankan urgensi untuk menggenjot investasi di sektor ini. Pemerintah, yang menempatkan keamanan energi sebagai prioritas, akan membuka banyak peluang bagi para pelaku usaha, baik dari badan usaha milik negara maupun perusahaan swasta, untuk berperan serta dalam sektor energi.
Ia juga menyoroti potensi besar dari sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia, seperti hidro, panas bumi, dan minyak sawit mentah (CPO). “Kita harus mengubah sumber-sumber ini menjadi kegiatan yang berkontribusi pada perekonomian. Tanpa adanya kegiatan investasi di sektor energi baru dan terbarukan, kontribusi ekonomi tidak akan maksimal,” tambahnya dengan tegas.
Tanjung menegaskan bahwa pencapaian target investasi ini krusial untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang telah ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, realisasi investasi di sektor energi baru, terbarukan, dan konservasi energi mencapai US$1,49 miliar pada tahun 2024. Sektor ini juga berhasil menciptakan 13.200 lapangan kerja hijau, menandakan dampak positif bagi perekonomian.
Menurut Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Eniya Listiani Dewi, pencapaian ini tidak terlepas dari penyelesaian hambatan regulasi terkait tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Penyesuaian regulasi terkait TKDN telah menjadi katalisator, memungkinkan sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi untuk diimplementasikan.
Dengan berbagai upaya dan potensi yang ada, Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan sektor energi baru dan terbarukan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
