Kamis, 7 Agu 2025
  • Analisa & Opini
  • Infografis & Data
  • Kebijakan & Regulasi
Subscribe
Info Energi - Sumber Informasi Energi dan Mineral Indonesia
  • Home
  • Migas
  • Minerba
  • Kelistrikan
  • Energi Terbarukan
  • CSR
  • Analisa & Opini
Font ResizerAa
Info Energi - Sumber Informasi Energi dan Mineral IndonesiaInfo Energi - Sumber Informasi Energi dan Mineral Indonesia
  • Home
  • Migas
  • Minerba
  • Energi Terbarukan
  • Kelistrikan
  • CSR
Search
  • Migas
  • Minerba
  • Kelistrikan
  • Energi Terbarukan
  • CSR
  • Analisa & Opini
  • Infografis & Data
  • Kebijakan & Regulasi
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Info Energi - Sumber Informasi Energi dan Mineral Indonesia > Blog > Minerba > Permintaan Mineral Kritis Diproyeksikan Meningkat Drastis Hingga 2050
MinerbaWorld

Permintaan Mineral Kritis Diproyeksikan Meningkat Drastis Hingga 2050

Redaksi InfoEnergi
Last updated: 19 Desember 2024 2:42 am
Redaksi InfoEnergi
Share
SHARE

Permintaan terhadap mineral kritis diprediksi akan melonjak tajam, dari 7,1 juta ton pada tahun 2020 menjadi 42,3 juta ton pada tahun 2050. Peningkatan ini didorong oleh komitmen global untuk mengurangi emisi karbon sebagai respons terhadap peringatan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim mengenai dampak serius dari perubahan iklim.

Mencapai tujuan iklim yang diuraikan dalam Kesepakatan Paris, sebuah perjanjian internasional dengan komitmen hukum untuk menjaga kenaikan suhu global jauh di bawah 2 derajat Celsius dan berupaya untuk kurang dari 1,5 derajat di atas tingkat pra-industri, sangat bergantung pada seberapa efektif negara-negara mengelola transisi energi. Transisi ini memerlukan komitmen politik untuk menerapkan kebijakan yang mengubah infrastruktur energi dari yang biasa menjadi sistem yang bersih dan berkelanjutan, di mana bahan bakar bersih dan energi terbarukan memainkan peran kunci.

Namun, meningkatkan teknologi bersih dan terbarukan memerlukan jumlah besar mineral kritis, yang juga dikenal sebagai elemen tanah jarang (REE), yang penting untuk memproduksi teknologi seperti turbin angin, penyimpanan baterai, kendaraan listrik, elektroliser, jaringan pintar, infrastruktur telekomunikasi, dan semikonduktor. Teknologi-teknologi ini menjadi pusat transisi global menuju energi bersih, mendorong negara-negara Asia Tenggara untuk mengamankan rantai pasokan jangka panjang dan stabil dari mineral kritis.

Namun, memastikan rantai pasokan yang stabil dan berkelanjutan menghadapi berbagai tantangan, termasuk risiko geopolitik, kekhawatiran lingkungan, dan keterbatasan infrastruktur. Negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Malaysia, sangat penting bagi pasokan global mineral kritis. Negara-negara ini memiliki cadangan yang signifikan, kapasitas produksi, dan fasilitas pengolahan yang mendukung ekonomi global.

Indonesia, sebagai produsen nikel utama, memiliki sekitar 25 persen cadangan nikel dunia. Pada tahun 2020, negara ini memproduksi 760.000 ton nikel dan berfokus pada pengembangan industri hilir seperti pemurnian dan produksi baterai kendaraan listrik (EV). Filipina, produsen nikel terbesar kedua di dunia, menyumbang sekitar 280.000 ton nikel pada tahun 2021, bersama dengan jumlah signifikan tembaga, emas, dan logam kritis lainnya untuk teknologi elektronik dan energi terbarukan.

Vietnam memiliki cadangan tungsten dan elemen tanah jarang yang substansial, meskipun produksi dan pemurniannya masih dalam tahap awal. Malaysia memainkan peran kunci dalam pengolahan tanah jarang, sementara Thailand, meskipun lebih kecil dalam sektor mineral kritis, memiliki cadangan timah yang signifikan dan basis manufaktur elektronik yang berkembang.

Meskipun melimpahnya mineral di ASEAN, pasar mineral kritis global sangat dipengaruhi oleh faktor geopolitik, terutama ketegangan antara China dan Amerika Serikat. China mengendalikan sekitar 80 persen pasar pemurnian tanah jarang global, membuat negara-negara ASEAN sangat bergantung pada China untuk pasokan REE. Kekhawatiran lingkungan juga menghadirkan tantangan signifikan bagi negara-negara Asia Tenggara, mengingat dampak penambangan dan pengolahan mineral kritis.

Dengan meningkatnya permintaan dan tantangan yang ada, negara-negara ASEAN perlu mengembangkan strategi yang efektif untuk mengelola sumber daya mineral kritis mereka. Ini termasuk memperkuat kerjasama regional, meningkatkan teknologi pengolahan, dan memastikan praktik penambangan yang berkelanjutan untuk mendukung transisi energi global yang bersih dan berkelanjutan.

TAGGED:Paris
Share This Article
Twitter Email Copy Link Print
Previous Article Proyeksi Peningkatan Produksi Minyak Mentah dan Gas Alam Lepas Pantai Tiongkok pada 2025
Next Article Investasi Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia Diproyeksikan Capai Rp2.200 Triliun
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Your Trusted Source for Accurate and Timely Updates!

Our commitment to accuracy, impartiality, and delivering breaking news as it happens has earned us the trust of a vast audience. Stay ahead with real-time updates on the latest events, trends.
FacebookLike
TwitterFollow
InstagramFollow
LinkedInFollow
MediumFollow
QuoraFollow
- Advertisement -
Ad image

Popular Posts

Inovasi dan Keberlanjutan di Labelexpo Americas 2024: Fokus pada Teknologi RFID dan Produk Ramah Lingkungan

Labelexpo Americas 2024 menjadi panggung bagi para inovator teknologi untuk memamerkan peralatan pelabelan RFID terkini,…

By Redaksi InfoEnergi

Perusahaan Energi Eropa Fokus pada Minyak dan Gas: Tantangan dan Dampak pada Komitmen Iklim

Pada tahun 2024, perusahaan-perusahaan energi di Benua Biru memutuskan untuk menggandakan produksi minyak dan gas,…

By Redaksi InfoEnergi

Kombinasi Panel Surya Atap dan Baterai EV: Solusi Energi Listrik Jepang

Inovasi Energi Terbarukan di Jepang Jepang, negeri yang tersohor dengan teknologi mutakhirnya, kini semakin berkomitmen…

By Redaksi InfoEnergi

You Might Also Like

Energi TerbarukanWorld

Proyek Energi Terbarukan Australia: Tambahan 6.4 GW untuk Pasar Listrik Nasional

By Redaksi InfoEnergi
MinerbaWorld

Harga Batu Bara Melonjak: Bertahan di Atas US$ 100 per Ton

By Redaksi InfoEnergi
MigasWorld

Raksasa Migas Eropa Memusatkan Perhatian pada Minyak dan Gas di Tengah Ketidakpastian Global

By Redaksi InfoEnergi
Energi TerbarukanWorld

Komitmen Finansial GGY: Langkah Strategis untuk Caret Digital dalam Pengembangan Energi Terbarukan

By Redaksi InfoEnergi
Info Energi - Sumber Informasi Energi dan Mineral Indonesia
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Mengenai Kami


InfoEnergi.id adalah platform media terpercaya yang menyajikan informasi terkini seputar sektor energi di Indonesia. Dengan tujuan memberikan wawasan yang akurat dan terverifikasi, situs ini menghadirkan berbagai berita, analisis, dan update terkait perkembangan energi, baik yang bersumber dari fosil, terbarukan, maupun kebijakan energi nasional. Infoenergi.id mengedepankan kualitas informasi yang selalu diperbarui sesuai dengan dinamika industri energi global dan lokal.

Kategori
  • Home
  • Migas
  • Minerba
  • Kelistrikan
  • Energi Terbarukan
  • CSR
  • Analisa & Opini
Link Lainnya
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Syarat dan Ketentuan Berlaku
  • Iklan
  • Pedoman Siber

Copyright @ InfoEnergi.id – Pusat Informasi Mengenai Energi Indonesia

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?