Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya memperkokoh budaya keselamatan dalam kegiatan usaha migas melalui program peninjauan lapangan secara menyeluruh atau yang dikenal dengan Management Walkthrough (MWT). Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan usaha migas dapat beroperasi dengan aman, andal, dan ramah lingkungan, serta meminimalisir gangguan yang dapat mempengaruhi produksi.
Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhammad, menekankan pentingnya aspek keselamatan dalam operasi migas yang memiliki tingkat risiko sangat tinggi. Dalam kegiatan MWT yang dilakukan di Lapangan BD Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) dan Lapangan Pagerungan Kangean Energy Indonesia Ltd (KEI) di Jawa Timur, Noor Arifin didampingi oleh President Director Kangean Energy Indonesia, Didi Basuki, dan Senior Manager Engineering and Drilling HCML, Johnny Pasaribu.
Menurut Noor Arifin, keselamatan dalam industri migas tidak hanya mencakup keselamatan pekerja (occupational safety), tetapi juga keselamatan instalasi (process safety), perlindungan lingkungan (environmental protection), dan keselamatan umum (public safety). Ia juga memberikan apresiasi kepada KEI yang telah memiliki rencana pengembangan (POD) yang sangat baik.
Noor Arifin menyoroti pentingnya perhatian pemerintah dan badan usaha terhadap target swasembada energi. Ia menekankan bahwa eksplorasi dan eksploitasi harus dilakukan secara seimbang untuk mencapai cita-cita swasembada energi. “Kami terus didorong untuk meningkatkan lifting dari produksi. Meskipun saat ini posisi sudah menurun, namun dengan pengeboran yang berlanjut, diharapkan dapat sesuai dengan rencana industri migas,” jelas Noor.
President Director Kangean Energy Indonesia, Didi Basuki, menyampaikan terima kasih atas masukan terkait aspek keselamatan. Produksi gas KEI saat ini berasal dari Lapangan Pagerungan dan Lapangan Terang Sirasun Batur (TSB). Lapangan gas Pagerungan, yang ditemukan pada 1985 dan mulai berproduksi pada 1994, masih menjadi penghasil gas penting bagi Jawa Timur, terutama untuk sektor listrik dan petrokimia.
Sementara itu, HCML memiliki tiga lapangan utama yang telah berproduksi, yaitu BD, MBH-MDA, dan MAC. Lapangan BD, yang memiliki kandungan H2S dan kondensat, membutuhkan pengolahan yang kompleks. Berdasarkan data per 20 Desember 2024, lapangan BD memiliki kapasitas produksi sebesar 110 MMSCFD dengan produksi gas jual 100 MMSCFD serta 6.000-6.500 barel kondensat per hari. HCML menyumbang sekitar 30 persen pasokan gas di Jawa Timur.
Senior Manager Engineering and Drilling HCML, Johnny Pasaribu, berharap pemerintah terus memberikan dukungan dalam pengawasan aspek keselamatan melalui aturan dan regulasi yang ada. Dukungan ini penting untuk memastikan bahwa kegiatan usaha migas dapat berjalan dengan aman dan sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan.
Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan industri migas di Indonesia dapat terus berkembang dengan mengedepankan aspek keselamatan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan mencapai target swasembada energi.