Minggu, 8 Jun 2025
  • Analisa & Opini
  • Infografis & Data
  • Kebijakan & Regulasi
Subscribe
Info Energi - Sumber Informasi Energi dan Mineral Indonesia
  • Home
  • Migas
  • Minerba
  • Kelistrikan
  • Energi Terbarukan
  • CSR
  • Analisa & Opini
Font ResizerAa
Info Energi - Sumber Informasi Energi dan Mineral IndonesiaInfo Energi - Sumber Informasi Energi dan Mineral Indonesia
  • Home
  • Migas
  • Minerba
  • Energi Terbarukan
  • Kelistrikan
  • CSR
Search
  • Migas
  • Minerba
  • Kelistrikan
  • Energi Terbarukan
  • CSR
  • Analisa & Opini
  • Infografis & Data
  • Kebijakan & Regulasi
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Info Energi - Sumber Informasi Energi dan Mineral Indonesia > Blog > Migas > Perusahaan Energi Eropa Fokus pada Minyak dan Gas: Tantangan dan Dampak pada Komitmen Iklim
MigasWorld

Perusahaan Energi Eropa Fokus pada Minyak dan Gas: Tantangan dan Dampak pada Komitmen Iklim

Redaksi InfoEnergi
Last updated: 29 Desember 2024 7:25 pm
Redaksi InfoEnergi
Share
SHARE

Pada tahun 2024, perusahaan-perusahaan energi di Benua Biru memutuskan untuk menggandakan produksi minyak dan gas, mengalihkan fokus mereka ke keuntungan jangka pendek. Langkah ini diambil di tengah perlambatan dan kemungkinan perubahan arah komitmen iklim yang diperkirakan akan berlanjut hingga 2025. Keputusan ini muncul setelah pemerintah di seluruh dunia menahan kebijakan energi bersih dan menunda target iklim akibat kenaikan harga energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Perusahaan energi Eropa yang telah banyak berinvestasi dalam transisi energi bersih kini menghadapi persaingan ketat dari perusahaan energi Amerika Serikat seperti Exxon dan Chevron, yang tetap fokus pada minyak dan gas. Hal ini mendorong perusahaan seperti BP dan Shell untuk menahan rencana investasi besar-besaran dalam proyek energi surya dan angin, dan sebaliknya melanjutkan proyek minyak dan gas.

Pada bulan Desember, BP mengumumkan akan mengalihkan hampir semua proyek pembangkit listrik tenaga anginnya ke proyek patungan dengan perusahaan Jepang, JERA. BP menargetkan peningkatan energi terbarukan hingga 20 kali lipat menjadi 50 gigawatt dalam dekade ini. Sementara itu, Shell yang pernah berjanji menjadi perusahaan listrik terbesar di dunia, menarik investasinya dari proyek pembangkit listrik tenaga angin dan mengurangi target pemangkasan karbonnya.

Pengamat dari Accela Research, Rohan Bowater, menyatakan bahwa gangguan geopolitik seperti invasi Ukraina telah melemahkan insentif bagi CEO untuk memprioritaskan transisi energi rendah karbon. Pada tahun 2024, BP, Shell, dan Equinor mengurangi pengeluaran untuk energi rendah karbon sebesar 8 persen. Meskipun demikian, Shell menegaskan komitmennya untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050 dan terus berinvestasi dalam transisi energi.

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, yang skeptis terhadap perubahan iklim, diperkirakan akan menambah gejolak transisi energi pada tahun 2025. Sementara itu, Cina, sebagai importir minyak mentah terbesar di dunia, berusaha membangkitkan kembali perekonomiannya yang goyah, yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak. Di sisi lain, Eropa masih menghadapi ketidakpastian akibat perang Ukraina dan gejolak politik di Jerman dan Prancis.

Pada Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29) di Baku, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyebut minyak dan gas sebagai “karunia dari Tuhan.” Namun, negara-negara berkembang dan aktivis lingkungan kecewa dengan hasil COP29, karena gagal mengamankan pendanaan 1,3 triliun dolar AS per tahun dari negara-negara kaya untuk membantu negara berkembang menghadapi perubahan iklim.

Perusahaan energi akan memantau langkah Trump yang berjanji mencabut kebijakan iklim Presiden Joe Biden dan menunjuk Chris Wright, mantan petinggi perusahaan minyak yang skeptis terhadap perubahan iklim, sebagai menteri energi. Ada potensi jebakan dari kembalinya fokus perusahaan energi pada minyak dan gas, terutama dengan melambatnya pertumbuhan permintaan di Cina.

Para analis memperkirakan perusahaan minyak akan menghadapi kendala keuangan yang lebih ketat tahun depan. Berdasarkan estimasi LSEG, utang bersih lima raksasa minyak dunia diperkirakan meningkat dari 92 miliar dolar AS pada tahun 2022 menjadi 148 miliar dolar AS. Langkah perusahaan energi Eropa untuk menahan komitmen mereka terhadap energi bersih menjadi tantangan besar bagi upaya mitigasi perubahan iklim global.

Share This Article
Twitter Email Copy Link Print
Previous Article Proyek Energi Angin 1.000 Megawatt: Langkah Besar Aljazair Menuju Energi Terbarukan
Next Article Percepatan Proyek Energi Terbarukan di Swiss: Tantangan dan Peluang
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Your Trusted Source for Accurate and Timely Updates!

Our commitment to accuracy, impartiality, and delivering breaking news as it happens has earned us the trust of a vast audience. Stay ahead with real-time updates on the latest events, trends.
FacebookLike
TwitterFollow
InstagramFollow
LinkedInFollow
MediumFollow
QuoraFollow
- Advertisement -
Ad image

Popular Posts

Kecerdasan Buatan: Pedang Bermata Dua di Era Modern

New York, Amerika Serikat - Teknologi canggih selalu menjadi pedang bermata dua. Sejak zaman api,…

By Redaksi InfoEnergi

Peningkatan Penjualan Kendaraan Listrik dan Hibrida di Amerika Serikat pada Kuartal Kedua 2024

Dari 26 Desember hingga 3 Januari, Today in Energy menampilkan beberapa artikel favorit dari tahun…

By Redaksi InfoEnergi

Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) Diperpanjang dengan Penyesuaian Harga

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa kebijakan Harga…

By Redaksi InfoEnergi

You Might Also Like

Migas

Shell Melepas Seluruh SPBU di Indonesia: Penjelasan dari Bahlil

By Redaksi InfoEnergi
Migas

Impor BBM Indonesia Melonjak: Tiga Dekade Tanpa Kilang Baru

By Redaksi InfoEnergi
MinerbaWorld

Argentina: Menuju Kekuatan Energi Global dengan Diversifikasi Sumber Daya

By Redaksi InfoEnergi
Migas

Pengecualian Sektor Minyak dan Gas Bumi dari Kebijakan Devisa Hasil Ekspor Terbaru

By Redaksi InfoEnergi
Info Energi - Sumber Informasi Energi dan Mineral Indonesia
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Mengenai Kami


InfoEnergi.id adalah platform media terpercaya yang menyajikan informasi terkini seputar sektor energi di Indonesia. Dengan tujuan memberikan wawasan yang akurat dan terverifikasi, situs ini menghadirkan berbagai berita, analisis, dan update terkait perkembangan energi, baik yang bersumber dari fosil, terbarukan, maupun kebijakan energi nasional. Infoenergi.id mengedepankan kualitas informasi yang selalu diperbarui sesuai dengan dinamika industri energi global dan lokal.

Kategori
  • Home
  • Migas
  • Minerba
  • Kelistrikan
  • Energi Terbarukan
  • CSR
  • Analisa & Opini
Link Lainnya
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Syarat dan Ketentuan Berlaku
  • Iklan
  • Pedoman Siber

Copyright @ InfoEnergi.id – Pusat Informasi Mengenai Energi Indonesia

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?