Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, secara resmi menutup satuan tugas (satgas) posko Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 di sektor ESDM. Posko ini telah beroperasi sejak 19 Desember 2024 hingga 7 Januari 2025. Dalam acara penutupan yang berlangsung di Kantor BPH Migas, Jakarta, Bahlil menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota posko yang telah bekerja keras memastikan kelancaran penyaluran energi selama periode Nataru.
Bahlil mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para anggota posko Nataru yang telah berkontribusi besar dalam menjaga stabilitas penyaluran energi. Ia juga menyatakan bahwa anggota yang telah bekerja dengan baik akan dilibatkan kembali dalam posko Ramadhan dan Idul Fitri mendatang. “Alhamdulillah, hari ini tanggal 7 Januari 2025, saya nyatakan secara resmi Posko Nataru ditutup dan orang-orangnya akan berlanjut pada satgas Hari Raya Idul Fitri,” ujar Bahlil.
Erika Retnowati, Kepala BPH Migas sekaligus Ketua Posko, melaporkan bahwa selama periode Nataru, pihaknya telah menyiagakan berbagai layanan energi. Ini termasuk 115 terminal BBM, 71 DPPU, 7.786 SBBU, 6.802 Pertashop, 414 SBBUN, 55 SPBB, 6.478 Agen LPG, 754 SPBE, dan 156 Agen Minyak Tanah. Selain itu, layanan energi pendukung juga disiapkan di jalur padat masyarakat, seperti SPBU Siaga, Agen Mitan Siaga, Kiosk Pertamina, mobil tangki standby, dan 245 motoris.
Erika menjelaskan bahwa penyaluran kerosin dan avtur selama periode Nataru mengalami peningkatan masing-masing sebesar 3,86% dan 5,81% dibandingkan penyaluran normal. Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas rumah tangga dan mobilitas menggunakan pesawat. Sementara itu, konsumsi BBM jenis gasolin atau bensin naik sebesar 0,03% akibat peningkatan penggunaan mobil pribadi untuk mudik dan pariwisata.
Sebaliknya, penyaluran BBM jenis gasoil atau solar mengalami penurunan sebesar 5,82% dibandingkan penyaluran normal. Hal ini disebabkan oleh pembatasan operasional angkutan barang dan menurunnya aktivitas industri. Untuk penyaluran Liquefied Petroleum Gas (LPG), terjadi peningkatan sebesar 0,9% dibandingkan penyaluran normal, atau naik 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam sektor listrik, Erika menyebutkan bahwa pasokan tenaga listrik dalam kondisi aman selama Nataru. Pada tanggal 25 Desember 2024, terdapat 21 sistem dalam kondisi normal dan 3 sistem dalam kondisi siaga. Sedangkan pada 1 Januari 2025, dilaporkan 22 sistem dalam kondisi normal dan 2 sistem dalam kondisi siaga. Beberapa sistem mengalami kondisi niaga dan defisit, terutama di wilayah Nias, Belitung, Tanjung Selor, Tambora, Bau-bau, Manokwari, Timor, dan Sorong.
Erika menjelaskan bahwa kondisi defisit di Timor terjadi selama 2 hari, dengan pemadaman pada beban puncak selama 4 jam. Penyebab kondisi siaga dan defisit ini antara lain gangguan dan derating pembangkit, serta variasi musim yang menyebabkan elevasi air rendah. Untuk mengatasi tantangan ini, manajemen line pack diterapkan guna optimalisasi penyaluran gas.
Dengan penutupan posko Nataru ini, diharapkan persiapan untuk posko Ramadhan dan Idul Fitri dapat berjalan lebih baik, dengan memanfaatkan pengalaman dan pelajaran yang diperoleh selama periode Nataru. Apresiasi yang diberikan kepada anggota posko menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kinerja dalam penyaluran energi di masa mendatang.