Signifikansi Mineral Kritis dalam Perekonomian Dunia
Negara-negara yang tergabung dalam kelompok G7, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris, tengah menghadapi tantangan besar dalam memperkuat strategi pengelolaan mineral kritis yang berkelanjutan. Mineral-mineral ini, termasuk logam tanah jarang dan bahan baku esensial lainnya, memiliki peran vital dalam perekonomian global, terutama dalam mendukung teknologi ramah lingkungan dan transisi energi.
Tantangan dalam Pengelolaan Mineral Kritis dan Desakan Sipil
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang sedang berlangsung pada 15–17 Juni 2025 di Kanada, para pemimpin G7 diingatkan akan urgensi untuk mengembangkan strategi yang lebih kokoh dan berkelanjutan dalam mengelola mineral kritis. Hal ini menjadi semakin mendesak mengingat ketergantungan dunia pada teknologi ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik dan energi terbarukan, yang memerlukan pasokan mineral yang stabil dan berkelanjutan.
Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan mendesak negara anggota G7 untuk memerhatikan keadilan, keberlanjutan, dan masyarakat adat dalam tambang mineral kritis. Mereka menilai bahwa penyusunan Five-Point Plan terkait keamanan pasokan mineral kritis saja tidak cukup untuk keberlanjutan. Five-Point Plan yang diluncurkan di Sapporo, Jepang, pada 2023 mencakup rencana jangka menengah dan panjang, rantai pasok yang bertanggung jawab dan diversifikasi, daur ulang dan sirkularitas, inovasi dan substitusi teknologi, serta kesiapsiagaan gangguan pasokan.
Dampak Lingkungan dan Sosial
Pengelolaan mineral kritis tidak hanya berfokus pada memastikan pasokan yang memadai, tetapi juga pada upaya meminimalkan dampak lingkungan dan sosial dari proses ekstraksi dan pengolahan mineral tersebut. Negara-negara G7 didorong untuk mengadopsi praktik-praktik yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan, termasuk memperhatikan hak-hak masyarakat lokal dan menjaga kelestarian lingkungan.
Kolaborasi Internasional untuk Keberlanjutan
Kolaborasi internasional menjadi kunci dalam upaya ini. Negara-negara G7 diharapkan dapat bekerja sama dengan negara-negara penghasil mineral untuk memastikan bahwa praktik penambangan dan pengolahan dilakukan dengan cara yang berkelanjutan. Ini termasuk berbagi teknologi dan pengetahuan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Inovasi dan Teknologi dalam Pengelolaan Mineral
Inovasi dan teknologi juga memainkan peran penting dalam pengelolaan mineral kritis. Pengembangan teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi ekstraksi dan pengolahan mineral, serta mengurangi limbah dan emisi, sangat diperlukan. Negara-negara G7 diharapkan dapat memimpin dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini, serta mendorong investasi dalam sektor ini.
Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan
Dengan meningkatnya permintaan akan teknologi hijau, negara-negara G7 memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa pengelolaan mineral kritis dilakukan dengan cara yang berkelanjutan. Ini tidak hanya penting untuk menjaga stabilitas ekonomi global, tetapi juga untuk melindungi lingkungan dan masyarakat yang terdampak oleh industri ini. Melalui kolaborasi internasional, inovasi, dan komitmen terhadap praktik berkelanjutan, negara-negara G7 dapat memimpin dunia menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, dengan tetap memperhatikan desakan dari organisasi sipil mengenai keadilan dan hak masyarakat adat.