Harga minyak global mengalami penurunan tajam akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, serta isyarat kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed). Situasi ini menciptakan ketidakpastian di pasar dunia, mempengaruhi harga komoditas energi utama ini.
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar. Tarif yang dikenakan pada berbagai produk impor, terutama dari China, memicu ketegangan perdagangan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi global. Ketidakpastian ini membuat investor berhati-hati, yang pada akhirnya menekan harga minyak.
Selain tarif, isyarat dari The Fed mengenai kebijakan suku bunga juga turut mempengaruhi harga minyak. The Fed memberikan indikasi akan adanya penyesuaian suku bunga yang dapat mempengaruhi nilai tukar dolar AS. Penguatan dolar biasanya membuat harga minyak lebih mahal bagi negara-negara dengan mata uang lain, sehingga permintaan bisa menurun.
Reaksi pasar terhadap kebijakan tarif dan isyarat The Fed ini terlihat dari penurunan harga minyak mentah di pasar internasional. Para analis memperkirakan bahwa jika ketidakpastian ini berlanjut, harga minyak bisa terus mengalami tekanan. Namun, beberapa faktor lain seperti produksi minyak OPEC dan permintaan global juga akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga minyak ke depan.
Secara keseluruhan, pasar minyak saat ini menghadapi tantangan besar akibat kebijakan tarif dan isyarat kebijakan moneter dari The Fed. Para pelaku pasar diharapkan terus memantau perkembangan kebijakan ekonomi global untuk mengantisipasi pergerakan harga minyak di masa mendatang. Dengan ketidakpastian yang masih membayangi, penting bagi investor untuk tetap waspada dan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi pasar energi ini.