Tumpahan minyak di laut merupakan ancaman serius bagi lingkungan, namun sering kali luput dari perhatian publik dan penegakan hukum. Berdasarkan investigasi gabungan yang dilakukan oleh The Guardian, Watershed Investigations, dan Lloyd’s List, hanya 474 kasus tumpahan minyak dari kapal yang secara resmi dilaporkan ke pihak berwenang dalam periode lima tahun, yakni dari 2014 hingga 2019. Padahal, pencitraan satelit menunjukkan ada lebih dari 90.000 tumpahan yang terjadi dalam periode tersebut. Artinya, sebagian besar insiden lolos dari pengawasan dan hampir tidak ada yang berujung pada sanksi atau hukuman.
Tumpahan minyak sangat merusak ekosistem laut. Minyak yang mencemari permukaan laut mengancam kehidupan biota, merusak terumbu karang, serta mencemari rantai makanan. Tak hanya itu, tumpahan juga berdampak pada kesehatan manusia, khususnya masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup dari hasil laut dan pariwisata.
Fakta bahwa hanya 474 dari lebih dari 90.000 tumpahan yang dilaporkan menunjukkan lemahnya sistem pelaporan dan pengawasan terhadap insiden pencemaran laut. Banyak dari tumpahan ini tidak terdeteksi secara resmi, diduga karena keterbatasan teknologi pemantauan, kurangnya transparansi industri, atau bahkan disengaja untuk menghindari tanggung jawab hukum.
Dalam banyak kasus, perusahaan pelayaran atau operator kapal menjadi pihak utama yang patut dipertanyakan. Namun demikian, tanggung jawab tidak hanya berhenti di industri. Pemerintah juga memiliki kewajiban besar dalam memastikan regulasi yang efektif, pengawasan yang ketat, dan penegakan hukum terhadap pelanggar.
Pemerintah perlu memperkuat kebijakan lingkungan laut melalui penerapan regulasi yang lebih tegas serta memanfaatkan teknologi satelit dan pelacakan digital untuk mendeteksi tumpahan secara real-time. Sistem pelaporan juga perlu dibuat lebih transparan dan terbuka bagi publik agar akuntabilitas meningkat.
Pihak industri pelayaran harus memiliki protokol darurat yang siap diterapkan begitu insiden terjadi. Mereka juga harus berinvestasi dalam teknologi kapal yang lebih ramah lingkungan serta memastikan awak kapal dilatih untuk mencegah dan menangani kebocoran minyak dengan cepat.
Selain tindakan dari otoritas dan industri, partisipasi publik juga sangat penting. Edukasi mengenai dampak tumpahan minyak dan cara pelaporan bagi masyarakat pesisir dapat memperkuat sistem deteksi dini. Masyarakat berperan besar sebagai pengawas lingkungan yang paling dekat dengan garis pantai.
Masalah tumpahan minyak di laut tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi lintas sektor — pemerintah, industri, dan masyarakat — untuk mendorong transparansi, memperkuat pengawasan, dan memastikan pertanggungjawaban atas pencemaran laut. Laut yang bersih adalah warisan penting bagi generasi masa depan, dan harus dijaga mulai dari sekarang.