Indonesia memaparkan strategi percepatan pengembangan energi terbarukan, khususnya untuk wilayah terpencil, dalam Dialog Kebijakan UN ESCAP tentang Pembangunan Energi Berkelanjutan yang digelar di Kamchatka, Rusia, pada 5–7 Agustus 2025. Forum internasional ini dibuka oleh Gubernur Wilayah Kamchatka Vladimiri Solodov, Direktur Divisi Energi UN ESCAP Hongpeng Liu, dan Direktur Jenderal Energi Rusia Alexey Kulapin.
Pertemuan membahas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-7 (SDG 7) yang menargetkan akses energi terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua pada 2030. Dalam sesi tersebut, delegasi Indonesia menegaskan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memperluas pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa.
Pemerintah menargetkan peningkatan porsi energi terbarukan hingga 23% dalam bauran energi nasional pada 2025. Untuk mencapai sasaran ini, Indonesia akan mendorong investasi di sektor energi hijau serta memperkuat infrastruktur, termasuk jaringan distribusi listrik di daerah yang belum teraliri listrik. Langkah ini diharapkan mampu menghadirkan pasokan energi yang stabil dan terjangkau bagi masyarakat di seluruh pelosok negeri.
Indonesia juga mengajak sektor swasta, mitra internasional, dan lembaga pembiayaan untuk berpartisipasi dalam pengembangan proyek energi terbarukan. Pemerintah menilai kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mengatasi tantangan pendanaan dan teknologi.
Meski dihadapkan pada berbagai kendala, Indonesia optimis dapat memenuhi target SDG 7 melalui strategi yang terukur dan dukungan global. Delegasi Indonesia menegaskan bahwa akses energi bersih dan terjangkau adalah hak semua warga negara, serta menjadi kunci bagi pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.