Polusi plastik menjadi salah satu masalah lingkungan paling mendesak di dunia saat ini, dengan jutaan ton plastik yang mencemari lautan setiap tahunnya dan mengancam keberlangsungan ekosistem laut. Untuk menghadapi tantangan ini, 170 negara anggota berkumpul dalam Perundingan Perjanjian Plastik Global (INC-5.2) yang berlangsung di Jenewa, Swiss, pada 5-14 Agustus 2025.
Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari konferensi sebelumnya yang diselenggarakan oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) di Busan tahun lalu, yang sayangnya gagal mencapai kesepakatan. Pada perundingan kali ini, para peserta berkomitmen untuk menyusun langkah-langkah konkret dalam upaya mengurangi polusi plastik secara global.
Fokus utama dari pertemuan tersebut adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, meningkatkan pengelolaan limbah, serta mendorong penggunaan bahan alternatif yang ramah lingkungan. Meskipun ada kemajuan dalam mencapai kesepakatan, tantangan terbesar tetap pada penerapan kebijakan di tingkat nasional, yang memerlukan dukungan dari pemerintah, sektor industri, dan masyarakat luas.
Selain peran pemerintah dan industri, partisipasi aktif masyarakat juga dianggap vital dalam mengurangi dampak polusi plastik. Kesadaran individu untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menerapkan prinsip daur ulang menjadi kunci penting menuju lingkungan yang lebih bersih.
Dengan adanya komitmen dari berbagai negara dalam perundingan ini, diharapkan akan tercapai solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi polusi plastik global, sehingga generasi mendatang dapat hidup di bumi yang lebih sehat dan bebas dari ancaman limbah plastik.