BOGOR – Untuk menekan emisi, Pertamina Patra Niaga terus memperluas solusi energi rendah karbon. Salah satu langkahnya adalah memperlebar jangkauan penjualan Pertamax Green 95—bensin RON 95 yang dicampur 5% bioetanol—yang mulai dipasarkan sejak Juli 2023 dan terus bertambah titik penjualannya.
Ambisi Distribusi Pertamax Green 95
Heppy Wulansari, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, menargetkan tahun ini ada 150 SPBU yang menjual Pertamax Green 95. Hingga Juli, sudah 143 SPBU melayani produk ini dengan akumulasi penjualan sekitar 4.700 kiloliter. Pernyataan itu disampaikan dalam acara Energi & Mining Editor Society (E2S) Retret 2025 di Kinasih Resort, Bogor, Sabtu (9/8/2025).
Fokus Distribusi di Pulau Jawa
Distribusi saat ini dipusatkan di Jawa karena pasokan etanol relatif dekat dari pabrik pengolahan di Mojokerto. Ke depan, perluasan direncanakan merambah luar Jawa seiring kesiapan pasokan.
Pengembangan Bahan Bakar Ramah Lingkungan untuk Penerbangan
Selain untuk transportasi darat, Pertamina juga mendorong pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO). Unit kilang Pertamina menargetkan produksi SAF tersertifikasi (ISCC/CORSIA) mulai 2025, seraya membangun ekosistem pengumpulan UCO di tingkat nasional.
Konsep Stasiun Energi Hijau
Pertamina Patra Niaga mengusung konsep Green Energy Station (GES)—solusi energi terintegrasi yang mencakup pemanfaatan PLTS atap, ekosistem EV (SPKLU/SPBKLU), digitalisasi layanan via MyPertamina, penyediaan High Tier Fuel, serta fasilitas NFR seperti Bright Store/Cafe dan Auto Care. Hingga kini dilaporkan terdapat 442 GES, 14 SPKLU, dan 43 SPBKLU.
Dengan rangkaian inisiatif tersebut, Pertamina Patra Niaga menunjukkan komitmen mempercepat transisi energi dan memperluas akses bahan bakar yang lebih bersih di Indonesia.