Pertamina Patra Niaga, anak usaha PT Pertamina (Persero), memperluas pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dengan memanfaatkan minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO). Program ini mengedepankan konsep ekonomi sirkular, yang tidak hanya mengolah limbah menjadi energi, tetapi juga melibatkan masyarakat secara aktif dalam rantai pasok bahan bakar bersih.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat dapat menyerahkan minyak jelantah melalui aplikasi MyPertamina maupun di titik pengumpulan yang disediakan di lokasi strategis Pertamina. Langkah ini memungkinkan masyarakat berkontribusi langsung pada produksi energi berkelanjutan, sekaligus membuka peluang ekonomi baru di tingkat lokal.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menjelaskan bahwa feedstock SAF dikumpulkan melalui dua jalur. Jalur pertama berasal dari jaringan ritel milik Pertamina, sedangkan jalur kedua diperoleh melalui kemitraan kolektif dengan industri dan berbagai pihak terkait. Strategi ini memastikan pasokan feedstock untuk produksi SAF tetap stabil dan berkelanjutan.
Pengembangan SAF berbasis minyak jelantah melibatkan kerja sama dengan pemerintah, akademisi, dan pelaku industri. Dukungan regulasi dan kebijakan dari pemerintah juga menjadi faktor penting untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, pengembangan teknologi, serta distribusi SAF di Indonesia.
Meski menghadapi tantangan seperti biaya produksi tinggi dan kebutuhan teknologi yang mumpuni, Pertamina Patra Niaga optimis ekosistem SAF ini akan terus berkembang. Partisipasi masyarakat, dukungan pemerintah, dan kerja sama lintas sektor menjadi kunci agar produksi SAF dapat berjalan efektif, memberikan manfaat ekonomi, dan mengurangi dampak lingkungan.
Langkah ini menunjukkan komitmen Pertamina Patra Niaga dalam mendorong transisi energi bersih di Indonesia. Dengan mengubah limbah menjadi bahan bakar, perusahaan berharap dapat memperkuat posisi Indonesia dalam pemanfaatan energi ramah lingkungan dan membuka peluang baru di sektor ekonomi hijau.