Harga minyak mentah dunia naik pada perdagangan Selasa (12/8) setelah Amerika Serikat (AS) dan China sepakat memperpanjang gencatan perang dagang hingga 90 hari ke depan. Kesepakatan ini meredakan kekhawatiran bahwa eskalasi ‘adu tarif’ antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut akan mengganggu perekonomian masing-masing negara dan menekan permintaan bahan bakar.
Kesepakatan sementara ini dicapai dalam pertemuan di Washington, di mana kedua negara setuju menunda penerapan tarif baru yang sebelumnya telah dijadwalkan. Langkah ini diambil untuk meredakan ketegangan perdagangan yang telah berlangsung lebih dari satu tahun dan memberi ruang bagi negosiasi lanjutan menuju penyelesaian jangka panjang.
Pasar minyak global merespons positif kabar tersebut. Harga minyak mentah Brent sebagai acuan internasional mencatat kenaikan signifikan. Analis menilai, langkah ini memberikan sinyal positif bagi prospek permintaan minyak di masa depan, seiring dengan harapan pemulihan pertumbuhan ekonomi global.
Optimisme terhadap prospek ekonomi meningkat karena perpanjangan gencatan ini diperkirakan mendorong pertumbuhan di kedua negara, yang pada gilirannya akan memacu konsumsi energi, termasuk minyak. Meski demikian, tantangan tetap ada. Para pengamat menekankan pentingnya komitmen kedua pihak untuk melanjutkan dialog dan mencapai kesepakatan permanen yang saling menguntungkan. Perpanjangan gencatan perang dagang AS-China selama 90 hari telah menjadi angin segar bagi pasar minyak, memicu kenaikan harga dan memberikan optimisme baru terhadap pemulihan ekonomi global. Namun, hasil jangka panjang masih bergantung pada keberhasilan negosiasi lanjutan antara kedua negara