Harga minyak dunia bergerak naik pada perdagangan Kamis (14/8/2025), didorong sentimen geopolitik menjelang pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Pasar memandang agenda ini berpotensi meningkatkan premi risiko di pasar energi global.
Mengacu data Refinitiv, pukul 10.10 WIB, harga minyak mentah Brent kontrak Oktober tercatat di US$65,91 per barel, naik 0,43% dibanding penutupan sehari sebelumnya di US$65,63 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di US$62,90 per barel, menguat 0,37% dari posisi US$62,65 per barel.
Penguatan harga minyak kali ini dipicu kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik antara Washington dan Moskow. Selain itu, sanksi ekonomi AS terhadap Iran tetap menjadi faktor yang membatasi pasokan di pasar global.
Pertemuan Trump–Putin diperkirakan akan membahas sejumlah isu strategis, termasuk kerja sama energi dan kebijakan produksi minyak. Rusia, sebagai salah satu produsen terbesar dunia, memiliki peran signifikan dalam menentukan arah kebijakan pasokan. Keputusan yang diambil pascapertemuan dapat mempengaruhi harga minyak dalam jangka pendek maupun menengah.
Investor cenderung berhati-hati sambil menunggu hasil pembicaraan kedua pemimpin tersebut. Volatilitas di pasar minyak meningkat, mencerminkan kekhawatiran bahwa ketegangan politik dapat berimbas pada distribusi pasokan global.
Meski harga minyak menunjukkan tren kenaikan, prospek jangka panjang akan tetap dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kebijakan OPEC, perkembangan energi terbarukan, dan kondisi geopolitik. Pasar akan terus memantau dinamika pertemuan Trump–Putin untuk mendapatkan gambaran lebih jelas arah kebijakan energi dunia.