Pekanbaru, Riau – Di tengah perayaan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, ada kisah senyap para insan hulu migas yang menjaga pasokan energi negeri. Setiap hari mereka berada di garis depan, memastikan listrik tetap menyala, industri berputar, dan mobilitas masyarakat tak terhenti. Di Riau, peran itu tampak jelas di Wilayah Kerja Rokan yang kini dikelola Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Blok Rokan: Ladang Minyak Legendaris
Di jantung Blok Rokan—salah satu penghasil minyak terbesar Indonesia lintas generasi—PHR Zona Rokan menjadi saksi upaya menjaga produksi di lapangan yang kian matang. Sejak alih kelola pada Agustus 2021, PHR mengakselerasi program pengeboran dan optimasi operasi agar setiap tetes minyak tetap mengalir menopang pembangunan.
Sejak awal republik berdiri, energi selalu menjadi penopang kehidupan: dari lampu rumah, pabrik dan logistik, hingga ketahanan pangan. Di titik inilah kerja para pekerja PHR menemukan makna—bukan sekadar profesi, melainkan tugas menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional.
Tantangan di Tengah Terik Matahari Riau
Di bawah panas menyengat, kru operasi mengelola ribuan aset: dari sumur tua yang sarat sejarah, fasilitas produksi bertekanan, hingga akses lapangan di rawa dan gambut. Mereka menjalankan prosedur keselamatan ketat sambil menuntaskan target produksi harian yang menjadi tulang punggung pasokan minyak Indonesia.
Setiap barel dari Rokan bukan sekadar angka, melainkan kontribusi fiskal dan energi yang menggerakkan pembangunan, dari pusat hingga daerah.
Teknologi dan Inovasi untuk Menjaga Produksi
Produksi alamiah lapangan matang cenderung menurun. Untuk menahannya, PHR menyiapkan rangkaian teknologi: Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Lapangan Minas yang ditargetkan mulai injeksi pertama Desember 2025, pengembangan steamflood di area Duri, hingga uji Migas Non-Konvensional (MNK) (tight/shale) di sumur eksplorasi Gulamo dan Kelok. Semua dilakukan dengan evaluasi keekonomian dan aspek keselamatan yang ketat.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Dampaknya melampaui kilang: rantai pasok barang/jasa lokal tumbuh, kesempatan kerja tercipta, dan program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) menyasar empat pilar—ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan—bersama mitra perguruan tinggi dan organisasi masyarakat.
PHR juga membuka diri sebagai wahana pembelajaran regional: pada 24–25 Juni 2025, delegasi ASCOPE melakukan benchmarking & field trip ke Rokan untuk melihat langsung praktik pengelolaan lapangan matang, dari EOR hingga steamflood.
Komitmen untuk Masa Depan Indonesia
“Bangga bisa ikut menjaga ketahanan energi nasional; kami akan terus berupaya dengan inovasi dan teknologi demi memberi dampak nyata bagi masyarakat dan negara,” ujar GM Zona Rokan, Andre Wijanarko.
Di momentum kemerdekaan, hormat layak diberikan kepada para “pejuang energi” yang tak tampil di panggung upacara—namun dari perut bumi Riau, mereka menyalakan obor kemerdekaan setiap hari.