Pajak karbon selama ini dipandang sebagai salah satu instrumen kebijakan paling efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal One Earth mengungkapkan bahwa tujuan utama penerapan pajak ini di banyak negara sering kali bukan untuk menekan emisi, melainkan untuk meningkatkan pendapatan negara atau memenuhi tuntutan internasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar negara yang memberlakukan pajak karbon cenderung memprioritaskan manfaat fiskal ketimbang kontribusi nyata pada pengurangan emisi. Dana yang diperoleh kerap digunakan untuk menutup defisit anggaran atau kebutuhan fiskal lainnya, alih-alih dialokasikan ke proyek-proyek hijau seperti pengembangan energi terbarukan atau program adaptasi iklim.
Pergeseran fokus ini menimbulkan kekhawatiran akan efektivitas pajak karbon sebagai kebijakan iklim. Ketika pendapatan pajak tidak diarahkan untuk mendukung langkah-langkah pengurangan emisi, dampak positif terhadap lingkungan menjadi sangat terbatas. Selain itu, kurangnya transparansi penggunaan dana berpotensi mengurangi kepercayaan publik terhadap kebijakan iklim pemerintah.
Studi tersebut menemukan pola serupa di berbagai negara, termasuk di Eropa, di mana penerapan pajak karbon selama bertahun-tahun belum menghasilkan penurunan emisi signifikan. Hal ini disebabkan oleh alokasi dana yang lebih mengutamakan kebutuhan fiskal ketimbang pendanaan solusi iklim.
Para peneliti merekomendasikan agar pemerintah memperkuat transparansi dan memastikan alokasi dana pajak karbon benar-benar diarahkan pada proyek yang berdampak langsung pada pengurangan emisi. Diperlukan pula kerangka kebijakan yang jelas, terukur, dan berbasis evaluasi dampak agar pajak karbon dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Temuan ini memicu pertanyaan apakah pajak karbon seharusnya selalu dipandang sebagai kebijakan iklim utama. Dengan tata kelola yang lebih transparan dan penggunaan dana yang tepat sasaran, pajak karbon berpotensi kembali menjadi instrumen yang efektif dalam memerangi perubahan iklim.