PT Pertamina (Persero) menyatakan siap menerapkan sistem buka-tutup di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dikelola perseroan. Kebijakan ini disiapkan menyusul aksi demonstrasi yang kian memanas di Jakarta dan sejumlah daerah dalam beberapa hari terakhir.
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan hingga saat ini seluruh SPBU masih beroperasi normal. Meski demikian, pihaknya menyiapkan langkah antisipatif berupa pengaturan operasional sesuai kondisi keamanan di lapangan.
Pertamina menilai penerapan sistem buka-tutup SPBU penting untuk menjaga keselamatan fasilitas, pekerja, maupun konsumen, sekaligus memastikan distribusi bahan bakar tidak terganggu. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk kesiagaan menghadapi potensi kerusuhan atau gangguan operasional akibat aksi massa.
Dalam pelaksanaannya, Pertamina akan berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat guna memantau situasi dan mengambil keputusan operasional secara cepat. Dengan begitu, diharapkan distribusi BBM tetap terjaga tanpa menimbulkan kepanikan masyarakat.
Pertamina menyadari kebijakan buka-tutup SPBU bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian konsumen. Karena itu, perseroan berkomitmen menyampaikan informasi terkini melalui berbagai kanal resmi, termasuk media sosial, agar masyarakat dapat merencanakan pengisian bahan bakar lebih baik.
Sebagai BUMN energi, Pertamina menegaskan komitmennya untuk menjaga pelayanan publik dan memastikan pasokan BBM tetap tersedia. “Kami terus memantau situasi di lapangan dan akan mengutamakan keamanan serta kelancaran distribusi BBM,” kata Fadjar.