Brasil, sebagai eksportir daging sapi terbesar di dunia, terus meningkatkan kapasitas produksinya untuk memenuhi permintaan internasional. Meski mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspansi industri ini juga menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan, khususnya dalam hal emisi gas rumah kaca.
Sapi dikenal sebagai salah satu penyumbang utama gas metana, yang memiliki potensi pemanasan global jauh lebih besar dibanding karbon dioksida. Gas ini dilepaskan ke atmosfer melalui proses pencernaan ternak. Dengan meningkatnya populasi sapi di Brasil, emisi metana pun mengalami peningkatan signifikan.
Data terbaru menunjukkan bahwa emisi metana Brasil naik sekitar 6 persen antara 2020 hingga 2023, mencapai 21,1 juta ton pada tahun lalu. Angka tersebut menjadi kenaikan tertinggi kedua yang pernah tercatat di negara tersebut. Karena posisi Brasil sebagai eksportir daging sapi terbesar di dunia, mayoritas emisi tersebut bersumber dari sektor peternakan sapi.
Menyadari ancaman lingkungan ini, pemerintah Brasil bersama pelaku industri peternakan mulai mengambil sejumlah langkah mitigasi. Upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi pakan yang lebih efisien untuk menekan produksi metana dalam sistem pencernaan sapi, serta penerapan pengelolaan limbah ternak yang lebih ramah lingkungan.
Inovasi berbasis riset menjadi kunci utama dalam menekan emisi. Salah satu solusi yang tengah diuji adalah pemberian pakan aditif yang terbukti mampu mengurangi produksi metana. Selain itu, penerapan teknologi pengolahan limbah juga diyakini dapat menekan pelepasan gas rumah kaca dari industri peternakan.
Meski solusi sudah mulai diterapkan, hambatan seperti biaya implementasi dan resistensi dari sebagian peternak masih menjadi kendala. Namun, dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah dan investasi berkelanjutan dalam penelitian, Brasil memiliki peluang besar untuk membangun industri peternakan yang lebih hijau tanpa mengorbankan perannya sebagai pemasok daging sapi utama dunia.
Industri daging sapi Brasil memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional, tetapi juga memicu kenaikan emisi metana dalam skala signifikan. Dengan peningkatan sebesar 6 persen dalam tiga tahun terakhir, mencapai 21,1 juta ton pada 2023, tantangan keberlanjutan semakin mendesak. Melalui teknologi, inovasi, dan kebijakan yang tepat, Brasil dapat mengurangi dampak lingkungan sekaligus tetap memenuhi kebutuhan global akan daging sapi, serta ikut berperan dalam mitigasi perubahan iklim dunia.