Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) menilai kapasitas kilang PT Pertamina (Persero) belum memadai untuk memasok bahan bakar minyak (BBM) ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta yang belakangan mengalami kekurangan stok. Ketua Komite Investasi Aspermigas, Moshe Rizal, menyampaikan bahwa kapasitas kilang Pertamina relatif ketat untuk memenuhi kebutuhan SPBU swasta seperti Shell Indonesia dan BP-AKR.
Kekurangan pasokan ini muncul di tengah meningkatnya permintaan BBM, yang memicu kekhawatiran akan ketersediaan bahan bakar di pasar domestik. Opsi bagi Shell dan BP-AKR untuk membeli BBM langsung dari kilang Pertamina belakangan ini didorong oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Menurut Bahlil, langkah tersebut diharapkan dapat meredam kekurangan pasokan dan menjaga stabilitas distribusi BBM di jaringan SPBU milik Shell dan BP-AKR.
Meskipun menghadapi tantangan kapasitas kilang, Pertamina tetap berupaya memastikan ketersediaan BBM melalui peningkatan efisiensi produksi dan perbaikan sistem distribusi. Dukungan pemerintah melalui kebijakan dan koordinasi juga menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas pasokan, khususnya bagi SPBU swasta yang menjadi bagian dari jaringan distribusi BBM nasional.
Isu ini menekankan pentingnya sinergi antara Pertamina, pemerintah, dan mitra swasta untuk memastikan kebutuhan energi masyarakat terpenuhi, sekaligus menjaga kelancaran operasional sektor transportasi dan industri yang bergantung pada BBM.