Rumput laut selama ini dikenal sebagai penyerap karbon alami yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ekosistem pesisir ternyata juga bisa menjadi sumber emisi gas rumah kaca, khususnya metana, yang dapat memperburuk perubahan iklim. Hal ini membuka diskusi baru mengenai peran ganda ekosistem pesisir dalam mitigasi dan potensi kontribusinya terhadap krisis iklim.
Melalui fotosintesis, rumput laut mampu menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen, sekaligus berkontribusi pada pengurangan konsentrasi karbon di atmosfer. Selain itu, ekosistem rumput laut juga mendukung keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat dan sumber makanan bagi ikan serta organisme laut lainnya.
Meski bermanfaat, studi terbaru yang dipublikasikan di Nature Geoscience oleh tim peneliti dari Monash University mengungkapkan bahwa pesisir berpasir—yang mencakup sekitar separuh garis pantai dunia—adalah sumber emisi metana yang sebelumnya terabaikan. Menurut Profesor Perran Cook dari Monash Faculty of Science Climate Hub, penelitian ini menantang pandangan lama bahwa vegetasi pesisir, termasuk rumput laut, hanya berperan sebagai penyerap dan penyimpan karbon.
Metana dapat dihasilkan dari proses dekomposisi vegetasi pesisir, termasuk rumput laut yang mati, dengan bantuan aktivitas mikroba di dasar perairan. Gas ini memiliki potensi pemanasan global yang jauh lebih besar dibandingkan karbon dioksida, sehingga meskipun jumlahnya relatif kecil, dampaknya terhadap iklim bisa signifikan.
Temuan ini menunjukkan perlunya pendekatan baru dalam pengelolaan ekosistem pesisir. Jika selama ini fokus hanya pada kemampuan menyimpan karbon, kini perlu pula memperhitungkan potensi pelepasan metana. Pemantauan jangka panjang, inovasi teknologi untuk mitigasi, serta peningkatan kesadaran publik menjadi langkah penting dalam menjaga keseimbangan manfaat dan risiko ekosistem pesisir.
Rumput laut dan ekosistem pantai lain memang memiliki manfaat besar dalam menyerap karbon dan menopang biodiversitas laut. Namun, temuan bahwa pesisir berpasir juga bisa menjadi sumber metana menandakan perlunya pemahaman lebih dalam tentang peran ganda ekosistem pesisir. Dengan riset lanjutan dan kebijakan pengelolaan yang tepat, kita dapat memaksimalkan manfaat ekosistem ini sekaligus meminimalkan dampak negatifnya terhadap iklim global.