Sektor transisi energi membutuhkan dukungan tenaga kerja dalam jumlah besar dan kompetensi khusus. Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PT PLN (Persero), Yusuf Didi Setiarto, menyampaikan bahwa kebutuhan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung transisi energi mencapai 11.000 orang setiap tahunnya. Kebutuhan ini sejalan dengan upaya mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PLN menggandeng Institut Teknologi PLN (ITPLN) sebagai mitra strategis. Kolaborasi ini bertujuan menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap mengisi peluang pekerjaan hijau (green jobs) yang muncul dari pergeseran ke energi bersih. ITPLN akan menjadi pusat pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa agar memiliki pemahaman mendalam tentang transisi energi.
Salah satu langkah konkret yang ditempuh adalah penerapan kurikulum hijau. Melalui kurikulum ini, mahasiswa tidak hanya dibekali kemampuan teknis, tetapi juga wawasan tentang keberlanjutan dan pengelolaan energi ramah lingkungan.
Transisi energi menghadapi beragam tantangan, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga regulasi yang harus terus menyesuaikan. Namun, dengan SDM yang kompeten, PLN optimistis dapat mengatasi kendala tersebut. Kehadiran tenaga kerja baru yang terlatih akan memperkuat posisi Indonesia dalam mengembangkan energi terbarukan sekaligus memperluas lapangan kerja hijau.
Peningkatan SDM di sektor energi terbarukan tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon, tetapi juga mendorong terciptanya peluang kerja baru yang lebih ramah lingkungan. Hal ini berpotensi memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional sekaligus membantu Indonesia berkontribusi dalam agenda global melawan perubahan iklim.
Dengan target 11.000 SDM per tahun, pendidikan berbasis kurikulum hijau diharapkan mampu mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan transisi energi sekaligus mempercepat tercapainya visi Indonesia menuju masa depan energi bersih dan berkelanjutan.