Pemerintah menegaskan komitmennya dalam mendorong energi bersih melalui rencana pembangunan proyek pengelolaan sampah menjadi energi listrik atau waste to energy (WTE). Program ini diharapkan mampu menjawab dua persoalan sekaligus, yakni pengelolaan sampah perkotaan dan penyediaan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Proyek ini akan dijalankan bersama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Menurut CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, proyek WTE akan tersebar di 33 titik di Indonesia, mencakup sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bali, Semarang, dan Surabaya. Targetnya, pembangunan fisik dapat mulai dilaksanakan pada akhir tahun ini.
Dengan memanfaatkan teknologi konversi sampah menjadi listrik, fasilitas WTE diharapkan mampu mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekaligus menekan emisi gas rumah kaca. Dari sisi ekonomi, proyek ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru serta mendorong pertumbuhan industri pendukung di berbagai daerah.
Meski menjanjikan, proyek ini juga menghadapi tantangan, mulai dari kesiapan teknologi hingga koordinasi lintas sektor. Keberhasilan program sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam mendukung pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Inisiatif pembangunan WTE menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam memperkuat transisi menuju energi terbarukan. Jika sesuai rencana, konstruksi yang dimulai akhir tahun ini akan menandai era baru pengelolaan sampah yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga produktif menghasilkan energi bagi masyarakat.