Sejumlah peneliti menyoroti praktik penghitungan karbon yang dilakukan secara mandiri oleh perusahaan. Mereka menilai metode ini sering kali bias, tidak akurat, dan berpotensi menyesatkan publik serta pemangku kepentingan. Temuan ini menguatkan kekhawatiran bahwa transparansi emisi perusahaan masih jauh dari harapan.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Emlyon dan TBS Business Schools mengungkapkan bahwa banyak perusahaan lebih memilih menggunakan alat penghitungan karbon internal dibandingkan model standar yang berlaku. Alasan di balik pilihan ini adalah fleksibilitas bagi perusahaan untuk menyusun laporan yang terlihat lebih menguntungkan bagi pertumbuhan bisnis mereka. Dalam praktiknya, perusahaan cenderung tidak mempublikasikan data yang menunjukkan adanya peningkatan emisi karbon.
Para ahli menekankan perlunya pengawasan dan verifikasi eksternal agar laporan emisi lebih dapat dipercaya. Dengan keterlibatan lembaga independen maupun pemerintah, data yang dihasilkan diharapkan menjadi lebih objektif dan mendukung target penurunan emisi global.
Kompleksitas penghitungan karbon tetap menjadi tantangan utama, terutama bagi perusahaan yang minim sumber daya atau keahlian teknis. Untuk itu, penggunaan teknologi pemantauan yang lebih canggih serta pelatihan metodologi yang baku dianggap krusial dalam meningkatkan akurasi.
Praktik penghitungan karbon internal yang cenderung bias menunjukkan perlunya regulasi dan verifikasi ketat dari pihak eksternal. Tanpa transparansi dan akurasi, upaya global dalam menekan emisi gas rumah kaca berisiko terhambat.