Pada 2025, para peneliti memperingatkan bahwa jumlah sampah plastik yang dihasilkan dunia telah melampaui kapasitas global untuk dikelola dengan aman. Menurut laporan Earth Action For Impact, kondisi ini ditandai dengan tercapainya Plastic Overshoot Day pada Jumat (5/9/2025) — hari ketika produksi sampah plastik secara resmi melebihi kemampuan dunia dalam menanganinya.
Setiap tahun, produksi plastik global terus meningkat hingga ratusan juta ton. Sayangnya, hanya sebagian kecil yang berhasil didaur ulang. Penelitian menyebutkan, sepertiga dari total sampah plastik yang diproduksi pada 2025 berakhir dibuang sembarangan, dibakar, atau tercecer di lingkungan, sehingga menambah beban pencemaran di darat maupun laut.
Plastik yang tidak tertangani dengan baik akan terurai menjadi mikroplastik yang mencemari tanah, air, hingga rantai makanan. Masalah ini bukan hanya mengancam keanekaragaman hayati, terutama di ekosistem laut, tetapi juga kesehatan manusia dalam jangka panjang.
Sejumlah negara sudah berusaha menekan penggunaan plastik sekali pakai, memperkuat sistem daur ulang, dan mencari alternatif material ramah lingkungan. Namun, menurut peneliti, langkah tersebut masih jauh dari cukup untuk menghadapi skala krisis yang terus membesar.
Selain kebijakan pemerintah, partisipasi masyarakat menjadi faktor penting. Mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, memilah sampah, serta mendukung produk berkelanjutan adalah langkah nyata yang bisa dilakukan. Kesadaran publik perlu terus ditingkatkan agar perilaku konsumsi plastik dapat berubah secara signifikan.
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025 menjadi peringatan keras bahwa dunia belum mampu mengendalikan laju produksi plastik. Jika pola konsumsi dan pengelolaan tidak segera diubah, ancaman pencemaran akan semakin parah. Kerjasama global, inovasi, serta kesadaran masyarakat menjadi kunci untuk keluar dari krisis ini dan menuju masa depan yang lebih bersih.