Pada Agustus 2025, China mencatat kenaikan signifikan dalam impor berbagai komoditas utama, termasuk minyak mentah, bijih besi, tembaga, dan kedelai. Lonjakan ini terjadi seiring para pembeli bersiap menghadapi peningkatan aktivitas industri yang biasanya muncul pada akhir musim panas. Peningkatan impor minyak mentah menunjukkan bahwa pemerintah dan sektor industri berupaya menstabilkan pasokan energi di tengah dinamika global yang tidak menentu.
Selain minyak, impor tembaga juga meningkat, mencerminkan pemulihan sektor manufaktur dan konstruksi di China. Tembaga tetap menjadi bahan penting bagi produksi peralatan listrik, infrastruktur, dan industri berat lainnya. Lonjakan permintaan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan industri dan memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup bagi proyek-proyek besar.
Impor batu bara, sebagai sumber energi utama pembangkit listrik, juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Meskipun China tengah mendorong peralihan ke energi lebih bersih, kebutuhan listrik yang meningkat—terutama selama musim panas yang panas—mendorong peningkatan impor batu bara. Hal ini menegaskan bahwa batu bara masih menjadi komponen penting dalam bauran energi domestik China.
Peningkatan impor ini memiliki dampak langsung terhadap pasar global. Harga minyak, tembaga, bijih besi, dan batu bara mengalami fluktuasi seiring perubahan permintaan dari China, yang merupakan konsumen terbesar di dunia. Namun, latar belakang permintaan China masih belum stabil. Data terbaru menunjukkan adanya tantangan signifikan, mulai dari kelebihan kapasitas dan deflasi hingga ketegangan dagang dengan mitra internasional, termasuk Amerika Serikat (AS).
Secara keseluruhan, lonjakan impor komoditas oleh China pada Agustus mencerminkan upaya negara tersebut untuk mendukung aktivitas industri dan menjaga stabilitas pasokan energi serta bahan baku. Meski demikian, ketidakpastian dalam permintaan dan faktor eksternal tetap menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar global. Para analis memperkirakan tren pemulihan ini akan terus dipantau ketat oleh pasar internasional, mengingat peran vital China dalam perdagangan komoditas dunia.