Optimisme Pemerintah dalam Meningkatkan Investasi
Pemerintah Indonesia berambisi untuk meningkatkan investasi dari Rp 1.900 triliun pada tahun 2024 menjadi Rp 2.100 triliun pada tahun 2025. Target yang ambisius ini diharapkan dapat tercapai melalui program hilirisasi yang sebagian besar didorong oleh sektor mineral dan batubara. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan hal ini dalam pidatonya di acara Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta, Selasa (4/12/2024).
Airlangga menekankan bahwa pertumbuhan nilai investasi merupakan kunci bagi perekonomian, mengingat kontribusinya sebesar 18 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka ini hanya kalah dari konsumsi masyarakat yang menyumbang lebih dari 50 persen. “Hilirisasi dan pendalaman struktur rantai pasok, mulai dari hulu, hilir, hingga tengah, terus didorong,” ujarnya.
Hilirisasi menjadi salah satu fokus utama pemerintah, terutama di sektor mineral dan batubara (minerba), selain minyak dan gas bumi, serta kehutanan dan kelautan. Berdasarkan proyeksi jangka panjang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2040, sekitar 91 persen nilai investasi hilirisasi akan berada di sektor minerba dengan nilai mencapai 566,7 miliar dollar AS.
Sejak 2015 hingga 2024, Kementerian ESDM mencatat nilai investasi sektor minerba mencapai sekitar 56 miliar dollar AS. Investasi ini turut mendukung produksi minerba sebagai komoditas penghasil penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terbesar, dengan nilai Rp 173 triliun hingga 2023. Pemerintah, melalui Airlangga, telah mendukung industri untuk membangun hilirisasi minerba dengan berbagai program, termasuk insentif tax holiday dan status proyek strategis nasional.
Airlangga mengingatkan industri untuk memperhatikan kebutuhan dan ketersediaan dalam neraca minerba. Pemerintah menyadari perlunya mendukung kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan komoditas baru, guna menjaga harga dan ketahanan ekonomi di masa depan. “Kita harus menjaga agar pasar kita bisa menentukan harga yang lebih premium di market. Bukan kita menjadi price-taker terus,” ungkapnya.
Untuk menarik investasi, pemerintah juga berupaya membangun kerja sama mineral strategis dengan negara-negara lain. Dalam pertemuan Roundtable Luncheon yang diselenggarakan oleh US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (21/11/2024), Airlangga menyebut adanya usulan dari Amerika Serikat agar Indonesia, Kanada, dan Australia bekerja sama dalam hal mineral kritis.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan sejumlah regulasi untuk meningkatkan investasi. Pemerintah juga sedang menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi untuk memberikan fleksibilitas bagi dunia usaha dan meningkatkan daya tarik investasi.
Menurut Bahlil, hilirisasi menjadi hal penting dalam mendorong penciptaan nilai tambah komoditas, pertumbuhan ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas. “Tidak ada cara lain untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen, bahkan bisa sampai 7-8 persen. Salah satu mesin pertumbuhannya ialah hilirisasi,” ujarnya.
Ketua Komisi XII DPR, Bambang Patijaya, menekankan pentingnya investasi yang berkualitas dan berkelanjutan. Ia menyatakan bahwa hilirisasi harus berlanjut ke industrialisasi. “Kami tidak ingin investasi-investasi yang masuk ke Indonesia nanti hanya berhenti di produk-produk intermediate. Kami ingin berkelanjutan dengan industrialisasi,” ujarnya.
Bambang mendorong penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan, pemberdayaan masyarakat, transparansi, serta tata kelola yang baik dalam investasi. “Kami minta prinsip-prinsip ESG (environmental, social, governance) diterapkan,” katanya.
Dengan strategi dan dukungan yang tepat, pemerintah optimistis dapat mencapai target investasi yang lebih tinggi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui hilirisasi sektor minerba.