Di tengah meningkatnya permintaan global akan energi hijau, inovasi teknologi terus mengubah cara kita memanfaatkan sumber daya alam untuk menghasilkan energi yang berkelanjutan. Salah satu terobosan yang mencuri perhatian adalah “teknologi solar terapung”, yang muncul sebagai alternatif menjanjikan bagi instalasi solar konvensional. Dengan menempatkan panel surya di atas permukaan air seperti waduk, danau, atau bahkan area pesisir, solar terapung menawarkan potensi besar untuk merevolusi lanskap energi.
Dikenal juga sebagai fotovoltaik terapung (FPV), teknologi ini melibatkan pemasangan panel surya pada platform yang mengapung di permukaan air. Pendekatan inovatif ini mengatasi keterbatasan ruang dari ladang solar berbasis darat dan membuka area luas yang belum dimanfaatkan untuk produksi energi terbarukan. Berdasarkan studi terkini, instalasi solar terapung memiliki potensi untuk menghasilkan hingga 400 GW energi secara global (tanpa area pesisir), yang secara signifikan berkontribusi pada transisi energi bersih. Dengan area pesisir, kapasitas ini setidaknya akan tiga kali lipat.
Dengan memanfaatkan badan air, FPV mengurangi kebutuhan akan sumber daya lahan yang berharga, yang dapat digunakan untuk pertanian, infrastruktur, atau tujuan konservasi.
Efek pendinginan dari air meningkatkan kinerja panel surya, menghasilkan efisiensi hingga 10% lebih tinggi dibandingkan sistem yang dipasang di darat.
Instalasi solar terapung memberikan naungan pada badan air, meminimalkan penguapan, yang merupakan keuntungan penting di wilayah yang rentan terhadap kelangkaan air.
Teknologi solar terapung diprediksi akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan produksi energi, menawarkan alternatif yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan dibandingkan bahan bakar fosil. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi global, terutama di pusat kota pesisir dan kawasan industri, sistem FPV menawarkan solusi yang dapat:
Dengan memanfaatkan badan air untuk instalasi solar, negara-negara dapat secara signifikan memperluas pembangkitan energi terbarukan mereka tanpa bersaing untuk lahan.
Solar terapung dapat menyediakan energi bagi kota pesisir, pelabuhan, dan kawasan industri, di mana ruang untuk ladang solar tradisional terbatas.
Dengan solar terapung, negara-negara dapat mendiversifikasi campuran energi mereka, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor dan meningkatkan keamanan energi.
Meskipun memiliki potensi yang menjanjikan, teknologi solar terapung masih menghadapi tantangan yang perlu diatasi untuk adopsi yang lebih luas:
Meskipun harga telah turun dalam beberapa tahun terakhir, sistem FPV masih cenderung lebih mahal untuk dipasang dibandingkan solar tradisional karena kebutuhan akan platform terapung dan sistem penambatan khusus.
Pertimbangan yang cermat harus diberikan pada dampak ekologis dari instalasi solar terapung pada ekosistem perairan. Perencanaan dan penilaian lingkungan yang tepat sangat penting untuk menghindari gangguan pada satwa liar lokal dan kualitas air.
Inovasi berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan daya tahan platform solar terapung, terutama di lingkungan laut dengan kondisi yang keras.
Teknologi solar terapung memiliki potensi untuk secara signifikan mengubah masa depan produksi energi, menyediakan solusi yang dapat diskalakan dan berkelanjutan untuk permintaan energi terbarukan yang terus meningkat. Dengan memanfaatkan area permukaan badan air yang luas, solar terapung dapat membantu mengatasi keterbatasan lahan yang dihadapi oleh ladang solar tradisional, sekaligus menawarkan efisiensi yang lebih tinggi dan mengurangi dampak lingkungan seperti penguapan air.