Indika Nature, bagian dari Indika Energy, menegaskan posisinya dalam portofolio hijau dengan tujuan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Ini sejalan dengan target ambisius untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Erlangga Gaffar, Kepala Hukum & Urusan Eksternal Indika Nature, menekankan pentingnya diversifikasi bisnis dalam mencapai tujuan ini, termasuk penguatan sektor logistik, mineral, energi terbarukan, solusi berbasis alam, dan teknologi.
Indika Nature berfokus pada tiga pilar utama yang menjadi inti kontribusinya terhadap keberlanjutan. Pertama, Energy Plantation, yang berfokus pada produksi wood pellet sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Bahan baku utama berasal dari tanaman Kaliandra Merah, yang memiliki siklus panen cepat sekitar satu tahun. Kaliandra Merah ditanam, dipanen, dan diproses menjadi wood pellet dengan standar kalori, kelembaban, dan kekeringan yang sesuai untuk program energy co-firing di pembangkit listrik.
Erlangga menjelaskan, “Wood pellet ini akan menjadi bahan pendamping, bahkan di pasar internasional sudah mulai menjadi substitusi batubara di pembangkit listrik. PLN pun perlahan mulai menggunakan konsep co-firing ini.”
Pilar kedua adalah Layanan Lingkungan, di mana Indika Nature menempatkan perlindungan masyarakat adat dan keanekaragaman hayati sebagai prioritas utama. Pendekatan berbasis data dan kolaborasi dengan masyarakat lokal menjadi kunci dalam melestarikan keanekaragaman hayati. “Untuk melindungi keanekaragaman hayati, langkah pertama adalah mengidentifikasi apa saja yang ada di lokasi tersebut dan menjaga pasokan makanan bagi mereka,” jelas Erlangga.
Indika Nature menerapkan prinsip High Conservation Value (HCV) untuk memastikan wilayah dengan nilai konservasi tinggi tetap terjaga. “Kami tidak hanya mendokumentasikan, tetapi juga memonitor perubahan populasi, dan memastikan ekosistem tetap stabil,” tambahnya.
Pilar ketiga adalah Agroforestry dan Produk Hutan Non-Kayu (NTFPs), di mana Indika Nature memproduksi minyak atsiri untuk aromaterapi, bahan parfum, dan wewangian makanan. Sumber bahan baku berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Sumatera, Sulawesi, Jawa, dan Kalimantan. “Kami memastikan traceability atau keterlacakan di setiap proses, mulai dari siapa yang menanam hingga pemrosesan tanpa bahan kimia,” ucap Erlangga.
Dalam operasionalnya, Indika Nature mengadopsi pendekatan regeneratif yang mengacu pada aspek Alam, Iklim, dan Masyarakat. Perusahaan berkomitmen untuk berkontribusi positif pada ketiga aspek tersebut. “Dengan penanaman pohon yang kita lakukan, karbon yang diserap juga signifikan. Hal ini memberikan nilai tambah pada hutan, mempertahankan keanekaragaman hayati, memberdayakan masyarakat sekitar, serta membuka peluang bisnis baru seperti perdagangan karbon,” jelas Erlangga.
Indika Nature juga mempersiapkan langkah strategis untuk masuk ke pasar karbon. “Saat ini, kami menunggu regulasi nilai ekonomi karbon dan sedang dalam proses sertifikasi nasional serta internasional. Harapannya, tahun depan kami sudah dapat berkontribusi di bursa karbon,” ungkapnya.
Indika Nature merencanakan inovasi lebih lanjut di bidang energi terbarukan dan solusi berbasis alam. Perusahaan percaya bahwa keberlanjutan adalah keharusan, dan dengan menjaga hutan serta mendukung perdagangan karbon, mereka tidak hanya melindungi lingkungan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat dan perusahaan.