Pemerintah India baru-baru ini membatalkan lelang 11 blok mineral kritis dalam putaran keempat akibat respons yang kurang menggembirakan dari para penawar. Empat blok, termasuk tungsten dan glaukonit yang terletak di Chhattisgarh dan Arunachal Pradesh, tidak menerima tawaran sama sekali, sementara tujuh tambang lainnya hanya menarik kurang dari tiga penawar yang memenuhi syarat secara teknis, menurut pemberitahuan pembatalan.
“Karena tidak ada tawaran yang diterima… proses lelang untuk empat blok mineral dibatalkan,” demikian pernyataan dalam pemberitahuan tersebut. Demikian pula, untuk tujuh blok dengan penawar yang tidak mencukupi, proses lelang juga dibatalkan.
Mineral kritis seperti kobalt, tembaga, litium, nikel, dan unsur tanah jarang sangat penting untuk teknologi energi bersih, termasuk turbin angin dan kendaraan listrik. Respons yang kurang memuaskan ini mengikuti tren sebelumnya, di mana lelang sebelumnya juga mengalami pembatalan: tiga blok mineral kritis dalam putaran ketiga dan masing-masing 14 dalam putaran pertama dan kedua karena kurangnya minat.
Menanggapi tantangan ini, pemerintah bersiap untuk meluncurkan Misi Mineral Kritis tahun depan. Inisiatif ini akan fokus pada pengamanan sumber daya vital untuk energi hijau dan teknologi melalui kolaborasi antara pemerintah, industri, dan entitas penelitian. Misi ini memprioritaskan akuisisi aset luar negeri, terutama litium dan kobalt dari Australia, sambil meningkatkan penambangan domestik melalui lelang yang ditingkatkan dan roadshow global.
India bertujuan untuk menarik investor internasional dan menempatkan diri secara signifikan di peta pertambangan global. Persaingan global untuk mineral-mineral ini semakin intensif. Laporan Bank Dunia memperkirakan lonjakan produksi mineral sebesar 500 persen pada tahun 2050 untuk memenuhi permintaan energi bersih. Badan Energi Internasional memprediksi bahwa permintaan untuk mineral seperti litium dan kobalt dapat meningkat 30 kali lipat pada tahun 2040, didorong oleh ledakan kendaraan listrik dan penyimpanan baterai.
Mineral kritis juga menjadi dasar industri semikonduktor. Saat India bercita-cita menjadi pusat global untuk manufaktur semikonduktor — sektor yang diproyeksikan mencapai $1 triliun secara global pada tahun 2030 — pasokan bahan yang stabil seperti silikon, kobalt, dan unsur tanah jarang menjadi sangat penting. Semikonduktor, yang penting untuk smartphone dan kendaraan listrik, menjadi pusat ekonomi abad ke-21.
Dengan tantangan dan peluang yang ada, India harus mengembangkan strategi yang efektif untuk mengamankan pasokan mineral kritis yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan teknologi dan energi bersih di masa depan.