Harga batu bara berhasil mencatatkan kenaikan tipis setelah mengalami penurunan sebelumnya. Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan Kamis (31/7/2025) ditutup di level US$ 117,4 per ton, naik 0,27% dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan ini menjadi sinyal positif setelah sempat melemah 0,76% pada Rabu sebelumnya.
Tak hanya dalam jangka pendek, harga batu bara juga menunjukkan tren pemulihan selama beberapa bulan terakhir. Sepanjang Juli 2025, komoditas ini mengalami kenaikan sebesar 5,62%, melanjutkan penguatan selama tiga bulan berturut-turut. Pergerakan positif ini memperkuat optimisme pasar bahwa batu bara masih memiliki daya tahan di tengah tekanan transisi energi global.
Kabar baik datang dari Amerika Serikat yang tercatat meningkatkan permintaan batu bara, terutama untuk memenuhi kebutuhan sektor energi dalam negeri. Kenaikan konsumsi ini memberikan dorongan tambahan terhadap harga global, sekaligus menjadi salah satu faktor penahan koreksi lebih dalam.
Di sisi lain, China mulai mengurangi ketergantungannya pada batu bara seiring komitmennya terhadap pengembangan energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon. Meski demikian, dampak dari pengurangan permintaan China belum mampu membendung tren kenaikan harga secara keseluruhan, berkat dorongan dari wilayah lain.
Tren penguatan harga batu bara diperkirakan akan tetap fluktuatif, mengikuti dinamika permintaan global, kebijakan energi negara besar, serta faktor musiman dan geopolitik. Amerika Serikat saat ini menjadi motor pendorong harga, namun pasar tetap mewaspadai pengaruh langkah-langkah transisi energi dari negara-negara Asia seperti China dan India.
Harga batu bara menunjukkan kemampuan untuk bangkit kembali, didorong oleh kabar positif dari Amerika Serikat meski tekanan dari pengurangan konsumsi di China terus membayangi. Bagi para pelaku industri, dinamika ini memberikan peluang sekaligus tantangan dalam menyusun strategi jangka pendek maupun panjang.