Sebagai kota pesisir, Jakarta menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim dan meningkatnya muka air laut. Untuk merespons tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengambil langkah strategis berbasis alam dengan melakukan penanaman 10.000 bibit mangrove secara serentak di wilayah pesisir. Kegiatan ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Mangrove Sedunia, menegaskan komitmen Jakarta dalam menjaga ekosistem pesisir.
Mangrove memainkan peran penting sebagai pelindung alami wilayah pesisir. Akar-akarnya yang kuat mampu menahan abrasi, mengurangi dampak gelombang, serta menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar. Pemprov DKI Jakarta menjadikan tanaman mangrove sebagai solusi adaptif yang tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga memperkuat ketahanan ekologis melalui pendekatan berbasis alam.
Sekretaris Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, Rudy Syahrul, menyampaikan bahwa penanaman mangrove dilakukan di empat lokasi strategis: Hutan Lindung Angke Kapuk, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Rusun Marunda, dan kawasan pelabuhan milik PT Karya Citra Nusantara (KCN). Lokasi-lokasi tersebut dipilih karena memiliki potensi tinggi dalam mendukung keberlanjutan ekosistem mangrove serta berfungsi sebagai zona penyangga dari dampak perubahan iklim.
Program penanaman mangrove ini melibatkan kerja sama antara pemerintah, komunitas lokal, serta masyarakat umum. Partisipasi aktif semua pihak menjadi kunci dalam memastikan kelangsungan hidup tanaman dan keberhasilan restorasi pesisir secara jangka panjang. Kegiatan ini sekaligus menjadi ajakan kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap pelestarian lingkungan, khususnya wilayah pesisir Jakarta.
Walaupun memiliki banyak manfaat ekologis, rehabilitasi mangrove juga menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pencemaran, perubahan fungsi lahan, hingga kurangnya perawatan pascapenanaman. Namun, dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, hambatan-hambatan tersebut diyakini dapat diatasi demi terciptanya kawasan pesisir yang tangguh dan berkelanjutan.
Penanaman 10.000 bibit mangrove oleh Pemprov DKI Jakarta bukan hanya simbol peringatan Hari Mangrove Sedunia, tetapi juga wujud nyata komitmen terhadap upaya adaptasi perubahan iklim. Dengan memperkuat sabuk hijau pesisir, Jakarta berupaya menciptakan perlindungan ekologis yang efektif sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan bagi generasi mendatang.