Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Shofwan Al Banna Choiruzzad, menegaskan bahwa percepatan transisi energi di kawasan ASEAN menjadi langkah strategis untuk memperkuat daya tawar regional, khususnya di tengah dinamika politik dan ekonomi global. Ketergantungan ini, menurutnya, dapat membuat kawasan ikut terdampak jika tidak segera beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan.
Meski menghadapi hambatan seperti infrastruktur yang belum memadai dan kebutuhan investasi besar, Shofwan melihat peluang besar bagi ASEAN untuk mengembangkan energi terbarukan. Dengan kekayaan sumber daya alam seperti tenaga surya dan angin, kawasan ini memiliki potensi menjadi pemimpin dalam inovasi energi bersih.
Ia menekankan bahwa kebijakan pemerintah memegang peran penting dalam mendorong transisi energi, mulai dari penyediaan insentif finansial hingga regulasi yang mendukung investasi dan teknologi hijau. Selain itu, kerja sama antarnegara anggota ASEAN dinilai krusial untuk berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman guna mempercepat adopsi energi terbarukan serta meningkatkan posisi tawar ASEAN di kancah global.
Menurut Shofwan, komitmen bersama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk memastikan transisi energi yang efektif. Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan energi dan posisi tawar ASEAN, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap keberlanjutan lingkungan dunia.