Kalimantan Barat tercatat sebagai salah satu wilayah dengan sumber energi yang beragam. Selain potensi tenaga air, biomassa, biogas, dan batubara, provinsi ini juga menyimpan cadangan uranium dan thorium yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025–2034, Kalimantan Barat disebut memiliki posisi strategis dalam mendukung pengembangan energi nasional. Cadangan nuklir di provinsi ini terkonsentrasi di Kabupaten Melawi, dengan jumlah mencapai sekitar 24.112 ton berdasarkan data Atlas Geologi Sumber Daya Mineral dan Energi Kementerian ESDM.
Potensi tersebut membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat ketahanan energi melalui diversifikasi sumber pembangkit listrik. Namun, pemanfaatan energi nuklir tetap menuntut perencanaan yang matang, penerapan standar keselamatan internasional, serta dukungan teknologi agar dapat dijalankan secara aman dan berkelanjutan.