Dua perusahaan rintisan asal Inggris dan Jerman, Altilium dan Tozero, mengumumkan keberhasilan mereka dalam mengembangkan teknologi baru untuk daur ulang baterai listrik. Inovasi ini dipandang sebagai langkah penting untuk mengurangi dominasi China dalam rantai pasok baterai global yang selama ini sangat bergantung pada pasokan litium, kobalt, dan material primer lainnya.
Pengembangan baterai daur ulang tersebut juga sejalan dengan kebijakan Uni Eropa yang mewajibkan penggunaan material hasil daur ulang pada kendaraan listrik mulai Agustus 2030. Dengan adanya regulasi tersebut, teknologi yang ditawarkan Altilium dan Tozero menjadi solusi nyata dalam memenuhi persyaratan keberlanjutan di pasar otomotif Eropa.
Sebagai salah satu produsen nikel terbesar dunia, Indonesia turut terdampak oleh perubahan arah industri baterai global. Jika tren penggunaan material daur ulang semakin kuat, ketergantungan pasar terhadap nikel murni bisa berkurang. Hal ini menuntut Indonesia untuk segera menyiapkan strategi baru, baik melalui investasi pada teknologi daur ulang maupun diversifikasi industri hilir.