Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan adanya pergeseran signifikan dari pengguna BBM bersubsidi ke BBM non-subsidi. Data terbaru menunjukkan bahwa migrasi konsumsi BBM subsidi ke non-subsidi mencapai 1,4 juta kiloliter (KL). Fenomena ini mencerminkan perubahan perilaku konsumen yang menyesuaikan diri dengan regulasi terbaru dan kesadaran akan efisiensi penggunaan energi.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menjelaskan bahwa perpindahan ini dipicu oleh penerapan kewajiban penggunaan QR Code untuk pembelian BBM bersubsidi, termasuk Solar subsidi dan Pertalite, di SPBU Pertamina.
Perpindahan konsumsi ini juga berkontribusi terhadap menipisnya stok BBM di beberapa SPBU swasta dalam beberapa pekan terakhir. Meski BBM non-subsidi lebih mahal, konsumen memilih beralih untuk menyesuaikan diri dengan aturan baru dan memastikan ketersediaan BBM di SPBU.
Migrasi dari BBM subsidi ke non-subsidi yang mencapai 1,4 juta KL menunjukkan adaptasi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dan regulasi terbaru. Langkah ini sekaligus menjadi indikator meningkatnya kesadaran akan penggunaan energi yang lebih efisien, sekaligus menimbulkan tantangan bagi pengelolaan pasokan BBM di pasar.