Harga minyak dunia saat ini berada dalam kondisi yang relatif stabil setelah sedikit menurun pada pekan lalu. Kondisi ini terjadi seiring dengan para pelaku pasar yang mencermati perkembangan geopolitik, terutama sanksi baru Uni Eropa (UE) terhadap Rusia serta serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi negara tersebut.
Minyak Brent diperdagangkan di atas $66 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di kisaran $63. Stabilitas ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah putaran sanksi baru dari UE yang kini menargetkan entitas industri minyak di negara ketiga seperti China dan India, dengan tujuan membatasi akses Kremlin terhadap pendapatan dari ekspor minyaknya.
Di saat yang sama, Ukraina mengklaim telah melancarkan serangan drone yang merusak infrastruktur energi Rusia, termasuk pipa minyak dan kilang. Intensitas serangan ini semakin meningkat dalam sebulan terakhir, menambah ketidakpastian di pasar.
Meskipun demikian, harga minyak mentah tetap berada dalam kisaran stabil sejak awal Agustus. Hal ini mencerminkan keseimbangan antara kekhawatiran kelebihan pasokan di akhir tahun dan risiko geopolitik yang ada. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping juga turut meredakan ketegangan antara dua konsumen minyak terbesar di dunia, mengurangi kekhawatiran tarif yang mungkin dikenakan oleh AS terkait pembelian minyak Rusia oleh Tiongkok.