JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan bahwa ke depannya, sektor swasta akan mendapatkan porsi yang lebih besar dalam pengembangan pembangkit listrik baru. Dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) yang baru, swasta akan menguasai sekitar 60 persen dari total 71 gigawatt yang direncanakan.
Dalam sambutannya pada peresmian 37 proyek ketenagalistrikan di PLTA Jatigede, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025), Bahlil menegaskan bahwa arahan Presiden adalah untuk memberikan porsi besar kepada pembangkit listrik independen (IPP). “Kami mendorong pembangkit baru yang dikembangkan, akan diberikan porsi yang besar kepada swasta,” ujar Bahlil.
Bahlil menekankan pentingnya keterlibatan pihak swasta yang kredibel dan sejalan dengan kebijakan pemerintah. “Bukan swasta yang membuat gerakan tambahan di luar apa yang dilakukan pemerintah,” tegasnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah menginginkan kerjasama yang harmonis dan terarah dengan sektor swasta.
Penambahan 71 gigawatt dalam RUPTL baru ini sejalan dengan target pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Saat ini, konsumsi listrik per kapita di Indonesia berkisar antara 4.500-5.000 kWh. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, konsumsi listrik perlu ditingkatkan menjadi 6.000-6.500 kWh per kapita.
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil juga mengungkapkan bahwa total kapasitas listrik yang ada di Indonesia saat ini mencapai 101 gigawatt, dengan 72-75 gigawatt dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dari jumlah tersebut, 15-16 persen berasal dari energi baru terbarukan (EBT).
Bahlil menyatakan bahwa target pemerintah adalah mencapai 23 persen listrik dari EBT pada tahun 2025. Saat ini, masih terdapat defisit sekitar 8.000 megawatt atau 8 gigawatt. Namun, pemerintah optimis dapat memenuhi kekurangan ini, salah satunya melalui peresmian 37 proyek ketenagalistrikan yang menyumbang daya total 3,2 gigawatt.
Proyek yang diresmikan terdiri dari 26 pembangkit listrik dan 11 jaringan transmisi serta gardu induk yang tersebar di 18 provinsi. Dari total 3,2 gigawatt yang dihasilkan, 89 persen merupakan energi bersih, kombinasi antara gas dan energi terbarukan. “Proyek ini mengalirkan pasokan listrik dari pembangkit baru,” tambah Bahlil.
Peningkatan porsi swasta dalam pengembangan pembangkit listrik baru menunjukkan komitmen pemerintah untuk melibatkan sektor swasta dalam mencapai target energi nasional. Dengan dukungan dari proyek-proyek energi bersih, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan konsumsi listrik per kapita dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Dukungan dari sektor swasta yang kredibel dan sejalan dengan kebijakan pemerintah akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan ini.