INFOENERGI.ID – Bojonegoro: Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serta Operator Ladang Migas Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) meluncurkan program inovatif bertajuk “Ayam Petelur untuk Keluarga Pra-Sejahtera Produktif” pada Selasa, 22 April 2025. Program ini merupakan bagian dari Gerakan Ayam Petelur Mandiri atau “Gayatri” yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Program ini akan beroperasi di 16 desa yang berada di sekitar wilayah operasi pengeboran EMCL. Di Kecamatan Gayam, program ini mencakup Desa Gayam, Mojodelik, Bonorejo, Brabowan, Beged, Sudu, Manukan, Cengungklung, Katur, Begadon, Ngraho, dan Ringintunggal. Sementara itu, di Kecamatan Kalitidu, program ini melibatkan Desa Leran dan Sukoharjo, serta Desa Ngumpakdalem dan Sumbertlaseh di Kecamatan Dander.
Peluncuran program ini dilakukan di Balai Desa Gayam dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Bappeda Bojonegoro, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, serta 16 kepala desa lokasi program. Selain itu, LSM mitra pendamping dan perwakilan penerima manfaat dari masing-masing desa juga turut hadir.
Sebanyak 21.600 ayam petelur akan didistribusikan secara bertahap kepada 400 keluarga pra-sejahtera produktif. Setiap keluarga penerima manfaat akan mendapatkan 54 ayam petelur, kandang, dan pakan ayam. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan pendampingan dari lima mitra LSM EMCL, yaitu Lima 2B, LSM Gemuruh, Alas Institute, Bappeka, dan PIB Bojonegoro. Selama lima bulan, mitra akan memastikan bahwa penerima manfaat memiliki keterampilan teknis dalam beternak ayam dan membantu mengembangkan ekosistem pendukung, seperti jaringan pasokan pakan dan pemasaran telur.
Penerima manfaat program ini berkontribusi dengan menyediakan rangka atap kandang, sementara material atap kandang disediakan oleh program. Konstruksi kandang akan disesuaikan dengan lahan yang tersedia, serta mempertimbangkan aspek kesehatan dan lingkungan. Kepala Desa Gayam, Winto, menyatakan bahwa program ini sejalan dengan visi Bupati dan Wakil Bupati dalam pemberdayaan masyarakat setempat. Ia berkomitmen untuk mengawal program ini agar tepat sasaran dan bermanfaat bagi warga.
Senior Vice President EMCL, Muhammad Nurdin, menjelaskan bahwa dengan operasi EMCL yang aman dan efisien, pendapatan negara dari produksi minyak Banyu Urip mencapai lebih dari US$34,5 miliar pada tahun 2024. Dari pendapatan tersebut, pemerintah daerah mendapatkan bagian dari Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas (DBH Migas), yang berkontribusi sekitar 40 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Anggono Mahendrawan, menyambut baik program ini dan menekankan pentingnya menciptakan masyarakat mandiri dengan dampak berkelanjutan. Ia mendorong pengembangan masyarakat di industri hulu migas agar perencanaannya melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan kunci di wilayah kerja kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Bupati Setyo Wahono mengapresiasi inisiatif EMCL yang memulai program ternak ayam petelur ini. Ia berharap program ini dapat mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan ekonomi masyarakat. “Karena ini yang pertama memulai, saya rasa ini bisa kita jadikan percontohan. Yang belum mulai bisa belajar dari sini,” ujar Bupati Wahono.
Salah satu penerima manfaat dari Desa Gayam, Sutrisno, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan. Ia berkomitmen untuk menjaga ayam petelur dengan baik dan fokus pada penjualan telur. “Ayam petelur kaya gini, menurutku nayoh (mudah-red) Mas. Kami akan jaga betul-betul ayamnya, InsyaAlloh akan terus berkembang,” tegasnya.
Peluncuran program ini diawali dengan serah terima dari SKK Migas-EMCL kepada Bupati Setyo Wahono, ditandai dengan pemberian paket telur ayam kepada para camat wilayah penerima manfaat. Acara ini juga diwarnai dengan pembunyian oklik secara bersama-sama, serta penyerahan bantuan program secara simbolis kepada perwakilan penerima manfaat di Kecamatan Gayam.
Dengan peluncuran program ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Bojonegoro, khususnya dalam upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi.