Harga minyak dunia masih menunjukkan tren penurunan di awal pekan ini. Berdasarkan data Refinitiv per Senin, 4 Agustus 2025 pukul 09:55 WIB, harga minyak mentah Brent tercatat berada di level US$ 69,53 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada harga US$ 67,24 per barel. Kedua harga tersebut mencatat pelemahan jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Penurunan harga ini terjadi setelah OPEC dan aliansinya (OPEC+) mengumumkan rencana untuk menaikkan produksi minyak hingga 547.000 barel per hari (bph) pada bulan September mendatang. Langkah ini diambil untuk merespons tren permintaan global yang mulai pulih, sekaligus mengantisipasi lonjakan harga yang terjadi beberapa bulan terakhir.
Harga minyak yang melemah bisa memberikan keuntungan bagi negara-negara pengimpor karena biaya energi menjadi lebih murah, sehingga berpotensi mendorong aktivitas ekonomi domestik. Namun, bagi negara pengekspor minyak, kondisi ini menjadi tantangan karena berkurangnya pendapatan dari ekspor komoditas energi.
Sejumlah analis energi melihat keputusan OPEC+ sebagai strategi yang cukup berisiko, namun dibutuhkan untuk menghindari gejolak harga yang ekstrem. Jika produksi terus ditingkatkan tanpa adanya keseimbangan permintaan, dikhawatirkan pasar bisa kembali mengalami oversupply seperti yang terjadi pada periode sebelumnya.
Arah harga minyak ke depan akan sangat bergantung pada dinamika antara permintaan global dan respons kebijakan pasokan dari negara-negara produsen. Jika pemulihan ekonomi global berlanjut secara konsisten, permintaan energi akan ikut tumbuh dan menopang harga. Sebaliknya, bila ketidakpastian makroekonomi meningkat, tekanan terhadap harga minyak bisa terus berlanjut.