Hidrogen hijau kini menjadi salah satu fokus utama dalam upaya transisi energi global, terutama di negara berkembang. Meningkatnya urgensi menghadapi perubahan iklim mendorong pencarian sumber energi yang tidak hanya bersih, tetapi juga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi. Hidrogen hijau menawarkan peluang besar untuk mengurangi emisi karbon sekaligus mempercepat industrialisasi ramah lingkungan.
Hidrogen hijau dihasilkan melalui proses elektrolisis air yang memanfaatkan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, atau hidro. Proses ini tidak menghasilkan emisi karbon, sehingga jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan hidrogen konvensional yang bersumber dari bahan bakar fosil. Keunggulan ini menjadikannya pilihan strategis bagi sektor-sektor industri yang membutuhkan energi tinggi.
Analisis terbaru dari Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) mengungkapkan bahwa hidrogen hijau memiliki potensi besar untuk mendekarbonisasi sektor-sektor yang sulit diatasi (hard-to-abate sectors) di kawasan Global South mencakup negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Menurut IRENA, pengembangan rantai nilai hidrogen hijau dan produk turunannya secara masif dapat membuka peluang bagi industrialisasi berkelanjutan, memperkuat kemandirian energi, memperbesar peran negara berkembang dalam perdagangan internasional, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
Industri berat seperti baja, semen, dan kimia merupakan penyumbang emisi terbesar di dunia. Dengan mengadopsi hidrogen hijau, sektor-sektor ini dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke proses produksi yang lebih bersih. Hal ini tidak hanya menguntungkan secara lingkungan, tetapi juga meningkatkan daya saing industri di pasar global.
Meski prospeknya menjanjikan, penerapan hidrogen hijau di negara berkembang menghadapi sejumlah tantangan. Keterbatasan infrastruktur, biaya produksi yang masih tinggi, serta kebutuhan investasi besar menjadi hambatan utama. Namun, penurunan biaya energi terbarukan dan kemajuan teknologi diharapkan dapat mengatasi kendala ini dalam beberapa tahun ke depan.
Keberhasilan pengembangan hidrogen hijau membutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional. Pemerintah berperan penting dalam menyediakan regulasi yang mendukung, insentif pajak, dan pendanaan riset, sementara sektor swasta dapat menjadi motor penggerak melalui inovasi dan pembangunan fasilitas produksi.
Dengan dukungan kebijakan yang tepat, kemitraan lintas sektor, dan pemanfaatan sumber daya terbarukan yang melimpah, negara berkembang berpotensi menjadi pemain kunci dalam pasar hidrogen hijau dunia. Teknologi ini bukan hanya solusi bagi krisis iklim, tetapi juga pintu menuju masa depan energi yang bersih, mandiri, dan berkelanjutan.