Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik BP dan Shell dilaporkan mengalami kekosongan stok BBM, menimbulkan kekhawatiran bagi konsumen yang mengandalkan pasokan dari kedua perusahaan tersebut.
Menanggapi situasi ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa BP dan Shell memiliki opsi untuk memperoleh pasokan BBM dari PT Pertamina (Persero). Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyatakan bahwa jika stok BBM di SPBU swasta belum terpenuhi, badan usaha tersebut dapat membeli langsung dari Pertamina.
Pertamina menegaskan kesiapannya untuk menampung kebutuhan tambahan dari konsumen SPBU swasta. Dengan jaringan distribusi yang luas dan stok yang memadai, perusahaan pelat merah ini optimis dapat menjaga pasokan BBM tetap lancar tanpa mengganggu ketersediaan di seluruh wilayah Indonesia.
Kekosongan stok BBM berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat serta memengaruhi aktivitas ekonomi, terutama bagi transportasi dan operasional bisnis yang mengandalkan BBM. Oleh karena itu, langkah cepat dan koordinasi yang efektif menjadi kunci untuk mengatasi krisis ini.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya manajemen stok yang lebih baik. Pemerintah dan perusahaan energi diharapkan dapat bekerja sama untuk menjamin ketersediaan BBM yang stabil dan berkelanjutan, termasuk melalui diversifikasi sumber energi dan peningkatan infrastruktur distribusi.
Dengan dukungan dari ESDM dan kesiapan Pertamina, konsumen BP dan Shell dapat tetap terpenuhi kebutuhannya meskipun terjadi kekosongan stok. Pemerintah mendorong koordinasi antara SPBU swasta dan Pertamina agar pasokan BBM di Indonesia tetap aman dan terjamin.