Studi terbaru dari organisasi lingkungan Transport & Environment (T&E) menunjukkan bahwa hampir seluruh produsen mobil di Eropa berada di jalur yang sesuai untuk mencapai target emisi Uni Eropa pada 2025. Capaian ini didorong oleh lonjakan signifikan dalam penjualan kendaraan listrik (EV), yang membuat sebagian besar pabrikan memperoleh kelonggaran kepatuhan pada tahun ini.
Banyak pabrikan telah meningkatkan produksi kendaraan listrik dan hibrida, sekaligus berinvestasi pada teknologi efisiensi energi seperti mesin rendah emisi, material ringan, dan desain aerodinamika. Perubahan strategi ini membantu industri otomotif Eropa menurunkan emisi CO2 sekaligus memenuhi standar lingkungan yang semakin ketat.
Di sisi lain, Komisi Eropa kini mendapat tekanan untuk melonggarkan lebih lanjut persyaratan iklim yang berlaku. Desakan ini muncul seiring kekhawatiran bahwa industri otomotif Eropa menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil asal China serta kebijakan tarif yang diterapkan Amerika Serikat.
Meski tren positif terlihat, tantangan tetap ada. Biaya produksi kendaraan ramah lingkungan masih relatif tinggi, sementara infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik di Eropa belum merata. Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah besar agar adopsi EV dapat terus tumbuh secara konsisten di seluruh wilayah.
Dengan dukungan regulasi, inovasi teknologi, dan permintaan pasar yang semakin mengarah ke kendaraan berkelanjutan, prospek industri otomotif Eropa terlihat menjanjikan. Jika tren ini bertahan, Uni Eropa berpeluang memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam transisi menuju transportasi ramah lingkungan.
Studi T&E menegaskan bahwa mayoritas produsen mobil di Eropa siap memenuhi target emisi 2025. Namun, keberlanjutan pencapaian ini masih bergantung pada keseimbangan antara regulasi yang ketat, dukungan kebijakan yang adaptif, dan daya saing industri menghadapi tekanan global.