PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), anak usaha PGN, mencatat penurunan lifting migas sebesar 22% sepanjang semester I-2025 secara tahunan (year on year). Manajemen menyebutkan, hingga periode yang berakhir pada Juni 2025, capaian lifting migas PGAS mencapai 16.774 barrel oil equivalent per day (BOEPD), turun signifikan dibandingkan posisi pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 21.408 BOEPD.
Direktur Komersial PGAS, Aldiansyah Idham, menjelaskan bahwa koreksi capaian lifting paruh pertama 2025 terutama disebabkan oleh penurunan produksi alamiah dari sejumlah aset yang dikelola oleh PGAS, melalui anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia. Penurunan ini menimbulkan tantangan serius bagi perusahaan, mengingat sektor migas masih menjadi kontributor utama pendapatan PGN.
Beberapa faktor lain turut mempengaruhi penurunan lifting migas, termasuk kondisi operasional di lapangan yang menghadapi gangguan teknis, serta faktor alam seperti cuaca ekstrem yang memengaruhi proses ekstraksi. Penurunan permintaan global akibat ketidakpastian ekonomi juga menjadi salah satu penyebab tekanan terhadap produksi dan lifting migas PGAS.
Dampak dari penurunan ini langsung terasa pada kinerja keuangan perusahaan. Pendapatan dari sektor migas menurun, sehingga berdampak pada laba bersih PGN. Menyikapi kondisi ini, manajemen PGN melakukan evaluasi menyeluruh dan menyiapkan strategi pemulihan, termasuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi terkini dalam proses eksplorasi dan produksi migas.
Selain itu, PGN juga mulai meninjau peluang diversifikasi bisnis, termasuk pengembangan energi terbarukan, sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan pada sektor migas dan memperkuat ketahanan bisnis jangka panjang.
Para pemangku kepentingan, termasuk investor dan analis industri, menaruh perhatian besar terhadap penurunan lifting ini. Banyak yang berharap PGN dapat segera menstabilkan kinerjanya dan menjaga pertumbuhan di tengah tantangan produksi migas yang menurun.
Kesimpulannya, penurunan lifting migas PGAS pada paruh pertama 2025 menjadi tantangan penting bagi perusahaan. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, PGN diharapkan mampu mengatasi tekanan ini dan meningkatkan kinerjanya di semester berikutnya. Perkembangan lebih lanjut akan terus dipantau oleh investor dan pelaku industri energi.