Pengiriman magnet tanah jarang dari China ke Amerika Serikat (AS) tercatat menurun pada Agustus, meskipun secara keseluruhan ekspor komoditas tersebut dari China masih mengalami peningkatan seiring pelonggaran pembatasan yang diberlakukan Beijing.
Data penurunan ini muncul tidak lama setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping mengadakan panggilan telepon pada Jumat untuk membicarakan ketegangan dagang yang masih membayangi hubungan kedua negara. Kontak langsung antara kedua pemimpin itu diharapkan dapat menjadi titik awal perbaikan komunikasi dalam sengketa perdagangan yang berlangsung sejak tahun lalu.
Magnet tanah jarang memiliki peran krusial karena digunakan dalam berbagai industri strategis, mulai dari kendaraan listrik, turbin angin, hingga peralatan keras militer. Produk ini sempat menjadi salah satu senjata diplomasi paling ampuh Beijing dalam menghadapi kebuntuan perdagangan dengan Washington pada awal tahun ini.
Penurunan pasokan ke AS menimbulkan kekhawatiran tersendiri, terutama bagi sektor manufaktur dan teknologi tinggi yang sangat bergantung pada bahan tersebut. Kondisi ini berpotensi mengganggu rantai pasokan dan meningkatkan biaya produksi, memaksa pelaku industri untuk mempertimbangkan sumber alternatif di luar China.
Di sisi lain, meskipun terdapat langkah relaksasi dari China, AS juga mulai mengintensifkan strategi diversifikasi. Beberapa negara seperti Australia dan Kanada menjadi sorotan sebagai calon pemasok baru, sementara perusahaan di AS berinvestasi dalam teknologi daur ulang untuk mengurangi ketergantungan pada impor langsung dari China.
Penurunan ekspor magnet tanah jarang China ke AS pada Agustus menyoroti rapuhnya rantai pasokan global di tengah dinamika geopolitik. Walaupun ada tanda-tanda pelonggaran hubungan perdagangan, isu ketergantungan strategis ini masih akan menjadi perhatian utama bagi Washington dan Beijing dalam waktu dekat.